Gubernur Bali Wayan Koster mengajak masyarakat di daerah itu untuk secara kolektif memuliakan tumbuh-tumbuhan sebagai sumber penghidupan, dalam memaknai perayaan hari Tumpek Wariga.
"Dulu Tumpek Wariga hanya dilaksanakan secara perorangan atau individu. Tidak pernah dilaksanakan secara kolektif dan bersama-sama pemerintah hingga masyarakat," kata Koster dalam keterangan tertulisnya terkait perayaan Tumpek Wariga di Jembrana, Sabtu.
Menurut Koster, semakin berkurangnya perayaan Tumpek Wariga akibat perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang semakin dahsyat dan era yang modern, yang menyebabkan unsur kehidupan yang bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal itu semakin tertinggal.
"Itulah sebabnya, agar perayaan Tumpek ini tidak tinggal nama, maka saya mengeluarkan kebijakan berupa Surat Edaran Gubernur Bali No 4 Tahun 2022 untuk merayakan semua Tumpek ini secara bersama-sama," ucapnya.
Baca juga: Tumpek Wariga, Wabup Buleleng minta masyarakat terus muliakan tumbuhan
Tumpek Wariga biasa dirayakan umat Hindu di Bali setiap 210 hari sekali. Namun, yang membedakan Tumpek Wariga kali ini, juga dirayakan serentak bersama dengan pemerintah daerah.
Perayaan Tumpek Wariga untuk tingkat Pemprov Bali ini dipusatkan di Pura Pegubugan, Desa Manistutu, Kabupaten Jembrana. Diawali dengan mengupacarai bibit pohon dan dilanjutkan dengan penanaman pohon di kawasan hutan desa Manistutu.
Kegiatan penanaman pohon dilakukan Gubernur Bali, Ketua DPRD Provinsi Bali I Nyoman Adi Wiryatama, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Sekda Bali Dewa Made Indra, Bupati Jembrana Nengah Tamba, Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi.
Selain itu juga diikuti Kepala OPD Pemprov Bali, kelompok tani hutan dan masyarakat yang diiringi dengan gambelan Jegog.
Baca juga: Pemkab Tabanan adakan Tumpek Wariga
Pemerintah kabupaten/kota, lembaga vertikal, desa/kelurahan, desa adat, keluarga, lembaga Pendidikan, ormas dan pihak swasta dan masyarakat juga memperingati perayaan Tumpek Wariga.
Dalam kesempatan itu, Koster juga mengatakan telah mengeluarkan Instruksi Gubernur Bali Nomor 06 Tahun 2022 tentang Perayaan Rahina Tumpek Wariga.
"Hari yang baik dan suci ini untuk memuliakan tumbuh-tumbuhan bagi masyarakat Bali. Ini warisan Leluhur yang luar biasa. Oleh sebab itu tumbuh-tumbuhan dimohon berbuah lebat agar dapat digunakan sebagai sarana upacara saat hari raya Galungan," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Koster keluarkan instruksi perayaan Tumpek Wariga
Menurut Koster, hal tersebut cara berkomunikasi manusia dengan tumbuh-tumbuhan, supaya ada keharmonisan antara manusia dengan alam beserta isinya.
"Ini cuma ada di Bali dan tidak ada di dunia cara kehidupan seperti ini. Jadi, betapa visionernya, betapa cerdasnya leluhur kita di zaman dahulu membuat perayaan Tumpek Wariga untuk menghormati alam beserta isinya," ucapnya.
Koster mengaku akan menggelorakan ke seluruh masyarakat dunia, supaya dunia belajar dari Bali. "Bukan kita belajar kepada negara lain di dalam menjaga sumber kehidupan. Karena itu, kita harus hormat dan bakti kepada leluhur kita yang telah memberikan pengetahuan luar biasa," ucapnya.
Sementara itu, Yayasan Puri Kauhan Ubud bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia Denpasar juga merayakan Tumpek Wariga dengan mempersembahkan pertunjukan seni-ekologis "Nuwur Kukuwung Ranu" sebagai penghormatan dan pemuliaan atas keindahan Danau Batur yang menghidupi Pulau Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Dulu Tumpek Wariga hanya dilaksanakan secara perorangan atau individu. Tidak pernah dilaksanakan secara kolektif dan bersama-sama pemerintah hingga masyarakat," kata Koster dalam keterangan tertulisnya terkait perayaan Tumpek Wariga di Jembrana, Sabtu.
Menurut Koster, semakin berkurangnya perayaan Tumpek Wariga akibat perkembangan ilmu pengetahuan teknologi yang semakin dahsyat dan era yang modern, yang menyebabkan unsur kehidupan yang bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal itu semakin tertinggal.
"Itulah sebabnya, agar perayaan Tumpek ini tidak tinggal nama, maka saya mengeluarkan kebijakan berupa Surat Edaran Gubernur Bali No 4 Tahun 2022 untuk merayakan semua Tumpek ini secara bersama-sama," ucapnya.
Baca juga: Tumpek Wariga, Wabup Buleleng minta masyarakat terus muliakan tumbuhan
Tumpek Wariga biasa dirayakan umat Hindu di Bali setiap 210 hari sekali. Namun, yang membedakan Tumpek Wariga kali ini, juga dirayakan serentak bersama dengan pemerintah daerah.
Perayaan Tumpek Wariga untuk tingkat Pemprov Bali ini dipusatkan di Pura Pegubugan, Desa Manistutu, Kabupaten Jembrana. Diawali dengan mengupacarai bibit pohon dan dilanjutkan dengan penanaman pohon di kawasan hutan desa Manistutu.
Kegiatan penanaman pohon dilakukan Gubernur Bali, Ketua DPRD Provinsi Bali I Nyoman Adi Wiryatama, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Sekda Bali Dewa Made Indra, Bupati Jembrana Nengah Tamba, Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi.
Selain itu juga diikuti Kepala OPD Pemprov Bali, kelompok tani hutan dan masyarakat yang diiringi dengan gambelan Jegog.
Baca juga: Pemkab Tabanan adakan Tumpek Wariga
Pemerintah kabupaten/kota, lembaga vertikal, desa/kelurahan, desa adat, keluarga, lembaga Pendidikan, ormas dan pihak swasta dan masyarakat juga memperingati perayaan Tumpek Wariga.
Dalam kesempatan itu, Koster juga mengatakan telah mengeluarkan Instruksi Gubernur Bali Nomor 06 Tahun 2022 tentang Perayaan Rahina Tumpek Wariga.
"Hari yang baik dan suci ini untuk memuliakan tumbuh-tumbuhan bagi masyarakat Bali. Ini warisan Leluhur yang luar biasa. Oleh sebab itu tumbuh-tumbuhan dimohon berbuah lebat agar dapat digunakan sebagai sarana upacara saat hari raya Galungan," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Koster keluarkan instruksi perayaan Tumpek Wariga
Menurut Koster, hal tersebut cara berkomunikasi manusia dengan tumbuh-tumbuhan, supaya ada keharmonisan antara manusia dengan alam beserta isinya.
"Ini cuma ada di Bali dan tidak ada di dunia cara kehidupan seperti ini. Jadi, betapa visionernya, betapa cerdasnya leluhur kita di zaman dahulu membuat perayaan Tumpek Wariga untuk menghormati alam beserta isinya," ucapnya.
Koster mengaku akan menggelorakan ke seluruh masyarakat dunia, supaya dunia belajar dari Bali. "Bukan kita belajar kepada negara lain di dalam menjaga sumber kehidupan. Karena itu, kita harus hormat dan bakti kepada leluhur kita yang telah memberikan pengetahuan luar biasa," ucapnya.
Sementara itu, Yayasan Puri Kauhan Ubud bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia Denpasar juga merayakan Tumpek Wariga dengan mempersembahkan pertunjukan seni-ekologis "Nuwur Kukuwung Ranu" sebagai penghormatan dan pemuliaan atas keindahan Danau Batur yang menghidupi Pulau Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022