Semarapura (Antara  Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyayangkan minimnya minat generasi muda Pulau Dewata menjadi petani dan mengelola lahan pertanian.

"Di Bali, makin lama kian banyak pemuda yang tidak mau bertani. Sekarang ini petani umurnya rata-rata di atas 45 tahun," katanya di depan ratusan petani dan nelayan peserta pertemuan Kontak Tani Nelayan Andalan ke-24, di Semarapura, Kabupaten Klungkung, Selasa.

Bahkan, menurut dia, ketika dirinya berkeliling ke seluruh Bali untuk mencari petani yang muda, sudah hampir tidak ada. Penyebabnya bisa jadi karena bertani dipandang berpenghasilan rendah.

"Oleh karena itu, kami punya program terobosan, Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri). Mudah-mudahan dengan Simantri itu, pendapatan petani bisa naik. Dengan mengintegrasikan semua aspek pertanian, ditambah lingkungan hidup ditambah yang lainnya, sehingga kita ke depan bisa lebih baik-lah," ujarnya.

Pastika menyampaikan bahwa Simantri yang diluncurkan Pemprov Bali sejak 2009, hingga sekarang sudah ada sedikitnya 300 unit Simantri di seluruh Bali. "Seandainya di Bali ada 1.000 atau 2.000 unit Simantri, kita tidak perlu lagi beli pupuk organik karena telah diproduksi sendiri oleh kelompok tani," katanya.

Ia mengharapkan secara bertahap para kelompok tani dan kontak tani dapat memperhatikan unit-unit Simantri. Kalau ada yang kurang, diminta untuk menyampaikan kekurangannya dimana untuk dilakukan perbaikan.

"Jangan cuma disalahkan saja. Coba cari solusinya yang konkret yang bisa meningkatan pendapatan petani dan nelayan, itu yang paling penting sebenarnya," katanya.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012