Oleh I Ketut Sutika

Denpasar (Antara Bali) - Aneka jenis pepohonan tumbuh subur di kawasan hutan bakau Perapat, Benoa, Denpasar Selatan, di hamparan lahan seluas 1.373 hektare.

Kawasan menghijau sepanjang jalan arteri Sanur-Nusa Dua itu adalah proyek percontohan hutan bakau, kerjasama antara Kementerian Kehutanan dengan "Japan International Cooperation Agency-JICA".

Pengembangan kawasan mangrove tersebut dinilai cukup berhasil, karena pepohonan yang menghijau selain menjadi "paru-paru" kota Denpasar juga mampu menangkal abrasi pantai.

Sepanjang pantai yang ditumbuhi pohon bakau yang lestari, kini kondisinya tetap utuh, berbeda dengan sejumlah pantai lainnya di Bali yang terus terkikis akibat terjangan ombak yang dahsyat.

Hutan bakau selain mampu mencegah abrasi dan tsunami, juga dapat menghambat proses intrusi air laut ke daratan, sehingga mampu memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat.

PT Pertamina (Persero) ikut ambil bagianmendukung gerakan Bali hijau, sekaligus meningkatkan pelestarian lingkungan di Pulau Dewata dengan menanam 10.000 pohon pohon bakau (mangrove) di kawasan Pantai Serangan dan Pantai Mertasari, di sekitar hutan bakau Perapat Benoa.

Kegiatan penanaman ribuan pohon secara simbolis dilakukan Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, Dewan Direksi dan pekerja Pertamina,  bersama masyarakat serta pelajar setempat, Kamis (13/9).

Program penghijauan tersebut merupakan bagian dari kegiatan sosial coorporate  social responsibility (CSR) Pertamina untuk menanam 100 Juta pohon di berbagai daerah di Indonesia.

Upaya itu merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung gerakan  satu miliar pohon yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pertamina akan menanam 100 juta pohon dalam jangka waktu lima tahun (2011 - 2015). Untuk target kumulatif tahun 2012 akan menanam sebanyak lima juta pohon  tersebar di seluruh Indonesia, termasuk Pulau Dewata.

Penanaman Mangrove di lingkungan pantai sekaligus mendukung program konservasi pantai di Bali, dan menjadi tempat hidup berbagai jenis ikan dan hewan laut lainnya.            Dari aspek lingkungan, penanaman mangrove juga dapat bermanfaat dalam aspek ekonomi, karena tanaman bakau  bisa diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman, seperti sirup, sabun, kue, tepung dan  dodol.

Selain itu mangrove juga dapat menjadi habitat sekaligus tempat budidaya kepiting yang bernilai ekonomis, dan dapat  dikelola sehingga menjadi kawasan ekowisata terpadu.

Konversi  minyak
PT Pertamina menanam 100 juta pohon sebagai komitmen dan kepedulian perusahaan terhadap kelestarian alam, disamping upaya lain seperti pengendalian operasi, konversi penggunaan minyak tanah ke LPG.

Selain itu membuat produk-produk bahan bakar minyak (BBM) dan pelumas yang ramah terhadap lingkungan.

Program "Menabung 100 juta pohon" diarahkan agar menghasilkan nilai tambah  pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Program penghijauan terdiri dari dua model, yaitu menanam pohon untuk kelestarian lingkungan yang akan dilakukan di daerah-daerah konservasi dan tanah-tanah terbuka/kawasan lindung.

Dengan penanaman jutaan pohon itu dapat menghasilkan oksigen untuk kehidupan dan menyerap gas karbon sebagai gas rumah kaca.

Model yang kedua dalam program "Menabung 100 Juta Pohon" yaitu menanam pohon untuk Kesejahteraan masyarakat. Menanam pohon juga diarahkan untuk dapat mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat.

Gerakan penghijauan yang dilancarkan Pertamina di berbagai daerah di Tanah Air itu melibatkan  150 sekolah, peranserta masyarakat setempat dengan sasaran dapat menyerap 311 juta ton  karbon.

Selama pelaksanaan kegiatan tersebut diharapkan ada berbagai program perubahan pola pikir dan perilaku melalui kampanye dan penyadaran menjaga lingkungan.

Dengan demikian  program tersebut akan menjadi gerakan sosial budaya.

Program CSR yang telah direncanakan Pertamina, mendapatkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat, khususnya masyarakat Bali.

Beberapa kegiatan CSR yang telah dilaksanakan di Bali diantaranya adalah pembinaan pengelolaan sampah, pembinaan budidaya kepiting dan memberikan bantuan pendidikan.


Objek wisata
Proyek percontohan hutan bakau di Bali secara tidak langsung menjadi objek wisata baru yang cukup diminati masyarakat maupun wisatawan mancanegara.

Dalam setahun tidak kurang dari 6.000 wisatawan mancanegara atau setiap bulannya rata-rata 500 orang ikut jalan-jalan ke dalam kawasan hutan bakau.

Belum lagi masyarakat setempat setiap sore rekreasi ke dalam kawasan hutan, yang telah dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk, tempat bermain dan tempat memacing di sungai-sungai kecil.

Kawasan hutan bakau di atas hamparan seluas 1.373 hektar juga ditumbuhi pepohonan mengandung aneka jenis tanaman obat-obatan yang dapat penyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Aneka jenis tanaman obat-obatan yang tumbuh secara liar diantara tanaman bakau itu mengandung khasiat yang luar biasa. Bagian dari pohon bakau itu ada yang mengandung bahan yang dapat dicampurkan dengan menu makanan lain sehingga menu yang dihidangkan menjadi lebih enak dan lezat.(IGT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012