Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyiapkan media center saat Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali pada 23 Mei 2022.

"Media center yang akan didirikan di lokasi acara tersebut untuk memudahkan awak media yang hadir melakukan peliputan,"  tegas Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kominfo), Usman Kansong, dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.

Kementerian Kominfo pun, dikatakan Usman, sudah membuka registrasi untuk para wartawan yang ingin meliput GPDRR, baik untuk wartawan dari dalam maupun luar negeri, termasuk dari media-media lokal Bali.

“Tujuannya apa? Ya supaya (GPDRR) ini tersampaikan ke masyarakat sehingga masyarakat terinfokan dengan baik, sehingga masyarakat bisa berpartisipasi misalnya dalam mitigasi bencana,” kata dia.

Baca juga: Kominfo: Media berperan bangun kesadaran publik tekan risiko bencana

Usman menambahkan jika saat ini pihaknya juga terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan panitia penyelenggara dalam melakukan sosialisasi GPDRR. Hal tersebut terus dilakukan melalui berbagai kanal media, seperti media sosial, media luar ruang, media daring, hingga media televisi.

“Pada dasarnya kita berusaha maksimal memanfaatkan semua kanal untuk menginformasikan kepada publik penyelenggaraan GPDRR,” ujar dia menambahkan,

GPDRR, dikatakan Usman, secara umum akan menunjukkan kesiapan Indonesia dan Bali khususnya sebagai tuan rumah konferensi internasional ditengah situasi pandemi COVID-19.

“GPDRR nanti akan menjadi semacam “pemanasan” ya bagi Bali untuk melaksanakan pertemuan internasional yang lebih besar lagi, yakni Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di kota yang sama pada November 2022,” ujar dia.

Baca juga: Kominfo: "ANTARA" berperan penting dalam orkestrasi agenda pemberitaan nasional

Bali dipilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan GDPRR 2022 karena dianggap sebagai daerah yang telah siap dengan infrastruktur untuk pertemuan-pertemuan tingkat internasional di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda dunia.

Berbagai forum atau konferensi internasional telah diselenggarakan di Pulau Dewata, seperti APEC pada 2013 lalu dan yang terbaru adalah pertemuan parlemen internasional atau Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 yang digelar pada 20-24 Maret 2022 lalu.

“Kita saksikan banyak konferensi internasional, pertemuan-pertemuan Internasional diselenggarakan di Bali ya. Nanti KTT G20 juga di Bali. Ini semua karena Bali memang punya infrastruktur yang memadai untuk penyelenggaraan event internasional. Itu dari sisi Infrastruktur,” kata dia.

Sedangkan dari sisi kesehatan, lanjutnya, saat ini sudah 50 persen penduduk Bali yang disuntik vaksin lanjutan atau booster, di samping vaksinasi tahap 1 dan 2.

Baca juga: Menkominfo: Presidensi G20 tentukan arah ekonomi digital

Tingginya tingkat vaksinasi di Bali memang menjadi salah satu langkah antisipasi dikarenakan adanya perhelatan internasional, di tengah situasi pandemi yang belum berakhir. Meski penyebarannya sudah sangat rendah belakangan ini.

“Jadi proteksi bagi pencegahan klaster baru begitu. Itu sudah kita perhitungkan karena 50 persen masyarakat Bali itu sudah di vaksinasi booster (penguat),” katanya.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022