Nusa Dua (Antara Bali) - Wakil Presiden Boediono membuka penyelenggaraan Forum Elpiji Dunia (World Liquified Petroleum Gas Forum) ke-25 di Nusa Dua, Rabu, diikuti hampir 1.000 peserta kalangan pelaku industri, produsen dan pemangku kebijakan di 67 negara.
Acara itu antara lain dihadiri Menteri Perindustrian MS Hidayat, Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Legowo, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Sommeng, Wakil Komisi VII DPR Zainudin Amali, Gubernur Bali Mangku Pastika, dan Presiden Asosiasi Elpiji Dunia Ramon de Luis Serrano.
Penyelenggaran forum tahunan tersebut merupakan yang kedua kalinya di Bali setelah tahun 1996, dengan tuan rumah Pertamina sebagai wakil Indonesia. Dalam forum itu juga digelar pameran yang dibuka Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya, sebelumnya mengatakan, konferensi tersebut memiliki nilai strategis bagi Indonesia sebagai tuan rumah, yakni menunjukkan keberhasilan program konversi minyak tanah ke elpiji.
"Program konversi minyak tanah ke elpiji di Indonesia menjadi catatan penting di dunia, yang belum pernah dicapai oleh negara manapun," ujarnya seraya menyebutkan, Indonesia mampu menekan penggunaan minyak tanah yang memakan anggaran subsidi BBM terbesar mencapai Rp70 triliun/tahun, ke elpiji.
Dengan demikian, Indonesia berhasil mencapai tiga manfaat sekaligus dalam program konversi elpiji ke minyak tanah, yakni mengurangi subsidi, mengurangi kemiskinan, dan mewujudkan "clean" energi.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Acara itu antara lain dihadiri Menteri Perindustrian MS Hidayat, Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Legowo, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Sommeng, Wakil Komisi VII DPR Zainudin Amali, Gubernur Bali Mangku Pastika, dan Presiden Asosiasi Elpiji Dunia Ramon de Luis Serrano.
Penyelenggaran forum tahunan tersebut merupakan yang kedua kalinya di Bali setelah tahun 1996, dengan tuan rumah Pertamina sebagai wakil Indonesia. Dalam forum itu juga digelar pameran yang dibuka Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya, sebelumnya mengatakan, konferensi tersebut memiliki nilai strategis bagi Indonesia sebagai tuan rumah, yakni menunjukkan keberhasilan program konversi minyak tanah ke elpiji.
"Program konversi minyak tanah ke elpiji di Indonesia menjadi catatan penting di dunia, yang belum pernah dicapai oleh negara manapun," ujarnya seraya menyebutkan, Indonesia mampu menekan penggunaan minyak tanah yang memakan anggaran subsidi BBM terbesar mencapai Rp70 triliun/tahun, ke elpiji.
Dengan demikian, Indonesia berhasil mencapai tiga manfaat sekaligus dalam program konversi elpiji ke minyak tanah, yakni mengurangi subsidi, mengurangi kemiskinan, dan mewujudkan "clean" energi.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012