Tari sakral atau tari Wali Rejang Pala dipentaskan saat krama (warga) Desa Adat Nongan, Karangasem Bali saat melakukan upacara ritual Ngusaba Dalem Nongan dan Dalem Kupa yang diselenggarakan setiap setahun sekali pada Sasih Jijestha.
"Tari sakral Rejang Pala adalah salah satu tari sakral yang dipercaya mendatangkan kesuburan alam semesta dan selalu dipentaskan saat kami melangsungkan upacara Aci-Aci Ngusaba Ida Bhatara Dalem Kupa dan Bhatara Dalem Nongan saat memasar di Bale Pesamuan Agung di Pasar Nongan," kata Bendesa Adat Nongan, Komang Yadnya di Karangasem, Bali, Selasa (5/4).
Ia mengatakan walau tidak melaksanakan memasar pada saat pandemi, namun upacara ritual Ngusaba Pura Dalem Kupa dan Pura Dalem Nongan tetap melangsungkan Aci-Aci Ngusaba. Hanya tidak memasar ke Bale Pesamuan Agung.
"Kegiatan ritual Ngusaba Dalem ini adalah kesepakatan pengempon kedua pura tersebut. Sehingga semua keputusan ada pada paruman desa adat," ujarnya.
Komang Yadnya mengatakan pada upacara Aci-Aci Ngusaba Dalem ini juga dipersembahkan berbagai sesaji atau bebanten, termasuk juga tari wali sakral, antara lain Topeng Sida Karya, Tari Rejang Dewa, Rejang Taman Sari dan Tari Rejang Pala.
"Kami memiliki tari wali sakral di Desa Adat Nongan, yakni Tari Rejang Pala. Rejang tersebut dengan menggunakan kostum ciri khas. Yang menari tarian rejang tersebut adalah para Daa (para remaja perempuan) dengan mengenakan gelung dihiasi sarwa pala (buah-buahan)," ucap Komang Yadnya didampingi Koordinator Humasnya Gusti Ngurah Indra Kecapa.
Menurut Tetua Desa Adat Nongan Pande Gede Sudastra, bahwa Rejang Pala adalah tari sakral yang dipentaskan pada waktu tertentu sebagai lambang kesuburan. Tari Rejang Pala pada zaman dahulu mulanya ditarikan pada upacara Aci-Aci Piodalan di Pura Balang Tamak.
"Tari Rejang Pala berawal ditarikan pada saat upacara Aci-Aci Piodalan di Pura Balang Tamak. Karena tari ini sebagai wujud puja dan puji syukur kepada Tuhan atas kesuburan melimpah para petani di Desa Adat Nongan, maka tari wali sakral ini sekarang setiap upacara Aci-Aci di Desa Adat Nongan ditarikan sebagai persembahan wujud syukur kepada alam semesta atas karunianya," katanya. Upacara Aci-Aci Ngusaba Dalem Kupa dan Dalem Nongan serta piodalan di Pura Bale Agung dan Melanting berlangsung hingga Kamis (7/4).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Tari sakral Rejang Pala adalah salah satu tari sakral yang dipercaya mendatangkan kesuburan alam semesta dan selalu dipentaskan saat kami melangsungkan upacara Aci-Aci Ngusaba Ida Bhatara Dalem Kupa dan Bhatara Dalem Nongan saat memasar di Bale Pesamuan Agung di Pasar Nongan," kata Bendesa Adat Nongan, Komang Yadnya di Karangasem, Bali, Selasa (5/4).
Ia mengatakan walau tidak melaksanakan memasar pada saat pandemi, namun upacara ritual Ngusaba Pura Dalem Kupa dan Pura Dalem Nongan tetap melangsungkan Aci-Aci Ngusaba. Hanya tidak memasar ke Bale Pesamuan Agung.
"Kegiatan ritual Ngusaba Dalem ini adalah kesepakatan pengempon kedua pura tersebut. Sehingga semua keputusan ada pada paruman desa adat," ujarnya.
Komang Yadnya mengatakan pada upacara Aci-Aci Ngusaba Dalem ini juga dipersembahkan berbagai sesaji atau bebanten, termasuk juga tari wali sakral, antara lain Topeng Sida Karya, Tari Rejang Dewa, Rejang Taman Sari dan Tari Rejang Pala.
"Kami memiliki tari wali sakral di Desa Adat Nongan, yakni Tari Rejang Pala. Rejang tersebut dengan menggunakan kostum ciri khas. Yang menari tarian rejang tersebut adalah para Daa (para remaja perempuan) dengan mengenakan gelung dihiasi sarwa pala (buah-buahan)," ucap Komang Yadnya didampingi Koordinator Humasnya Gusti Ngurah Indra Kecapa.
Menurut Tetua Desa Adat Nongan Pande Gede Sudastra, bahwa Rejang Pala adalah tari sakral yang dipentaskan pada waktu tertentu sebagai lambang kesuburan. Tari Rejang Pala pada zaman dahulu mulanya ditarikan pada upacara Aci-Aci Piodalan di Pura Balang Tamak.
"Tari Rejang Pala berawal ditarikan pada saat upacara Aci-Aci Piodalan di Pura Balang Tamak. Karena tari ini sebagai wujud puja dan puji syukur kepada Tuhan atas kesuburan melimpah para petani di Desa Adat Nongan, maka tari wali sakral ini sekarang setiap upacara Aci-Aci di Desa Adat Nongan ditarikan sebagai persembahan wujud syukur kepada alam semesta atas karunianya," katanya. Upacara Aci-Aci Ngusaba Dalem Kupa dan Dalem Nongan serta piodalan di Pura Bale Agung dan Melanting berlangsung hingga Kamis (7/4).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022