Komunitas gabungan peduli pangan di Bali merancang program Desain Hutan Pangan yang bertujuan untuk menangani masalah hutan pangan.

"Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk memanfaatkan kearifan pangan lokal menjadi salah satu penyebabnya permasalahan pangan. Sebagai negara tropis yang kaya akan sumber pangan," kata Direktur dan Pendiri MotherJungle Sanne Van Oort dalam siaran pers yang diterima di Denpasar, Bali, Senin.
 
Ia mengatakan pandemi COVID-19 telah mengubah cara pandang mayoritas orang terhadap keberadaan pangan saat ini.  Terdapat banyak permasalahan pangan di Indonesia seperti limbah makanan, kelangkaan pangan, rantai pasok pangan, kerawanan pangan, dan malnutrisi.

Baca juga: Kementan hubungkan petani dengan perhotelan, beli pangan lokal
 
Dalam hal ini, kedaulatan pangan menjadi isu yang penting bagi semua di Indonesia, terutama untuk masyarakat adat dan lokal, ujarnya.
 
Melalui program Desain Hutan Pangan (Food Forest Design), mengajak wirausahawan, tenaga pendidik, profesional serta pakar regeneratif dapat belajar lebih lanjut tentang langkah, panduan, dan praktik terbaik untuk menyempurnakan program pendidikan di bidang hutan pangan.
 
Sementara itu, pendiri komunitas Lakoat Kujawas Dicky Senda mengatakan pangan lokal melambangkan biodiversitas dan karakter dari masing-masing wilayah di Indonesia.

Baca juga: Mahasiswa Unud fasilitasi pemasaran olahan pangan lokal Bali
 
"Dengan sumber yang beragam mulai dari umbi-umbian, kacang-kacangan, jagung dan pangan lainnya. Jika bisa menghidupkan lagi pangan berbasis komunitas ini, saya yakin kita tidak akan kesusahan untuk urusan pangan,” kata Dicky.
 
Program desain hutan pangan akan dibagi ke dalam dua fase yaitu fase materi pengenalan hutan pangan dan fase praktis yang mana peserta akan mendapatkan bimbingan dari para mentor untuk dapat mengimplementasikan proyek hutan pangan nya secara langsung.
 
Program ini akan berlangsung selama 11 minggu dari bulan April sampai dengan Juli dengan menggabungkan kurikulum hutan pangan yang terintegrasi dengan pembelajaran berbasis proyek.
 
 
 

Pewarta: Ayu Khania Pranishita

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022