Akademisi dan praktisi seni batik nasional, Lintu Tulistyantoro, mengusulkan pendirian museum batik Jawa Timur sebagai bentuk menjaga kelestarian batik.

“Kenapa tidak ada museum batik Jatim? Rasanya perlu diperkenalkan batik-batik Jatim ini," ujarnya saat menghadiri ulasan buku berjudul “Canthing Bhayangkara Bumi Jawi Wetan” di Ruang Bhinnaloka Kompleks Kantor Gubernur Jatim di Surabaya, Minggu.

Menurut dia, saat ini menjadi tantangan adanya museum batik di Jatim karena produk-produk yang dihasilkan sebagai luar biasa.

"Batik mestinya dari Jatim. Dari sini lalu pindah dan berkembangnya di Jawa Tengah. Jadi, seharusnya ada museum batik di Jatim," ucap seniman yang juga Ketua Yayasan Komunitas Batik Jatim tersebut.

Baca juga: Ada Gringsing dan Endek di Hari Batik Nasional 2021

Kelemahan batik Jatim, kata dia, desain yang disebutnya banyak perajin otodidak sehingga diharapkan peran dekranasda dan kepala daerah se-Jatim memberikan perhatian khusus.

"Sekarang ini masih sekadar membuat desain. Makanya harus ada perhatian khusus agar tak hanya sekadar tradisi membuat itu-itu saja," katanya.

Di kesempatan sama, ia mengapresiasi buku tentang batik yang ditulis oleh Ketua Bhayangkari Jatim Ully Nico Afinta.

"Dari buku ini ada sesuatu menarik dan luar biasa. Buku ini ringan dibaca, dipahami dan sangat lengkap isinya. Beliau seorang yang sangat sibuk, tapi masih bisa bersama tim untuk menulis buku bagus ini," tutur dia.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku setuju adanya museum batik Jatim sebagaimana usulan seniman Lintu.

"Saya setuju sekali. Pada dasarnya, kami sudah menginisiasi pusat kajian Jatim di Universitas Islam Malang (Unisma) yang baru setahun. Kami ingin meramu pengayaan dari banyak hal dan filosofi-filosofi yang sangat kuat dari 'Bumi Majapahit',” katanya.

Baca juga: WNI dan warga Malaysia di Kuala Lumpur peringati Hari Batik Nasional

Pada kesempatan tersebut, Ketua Bhayangkari Jatim Ully Nico Afinta menyampaikan penulisan buku tersebut untuk melestarikan dan memperkenalkan batik Jatim dari 38 kabupaten/kota agar para perajin sejahtera.

"Tujuannya sederhana sebenarnya. Kami ingin memperkenalkan ke masyarakat secara luas bahwa Jatim memiliki batik yang sangat luar biasa," kata istri Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta tersebut.

Di sisi lain, pada Minggu malam digelar rangkaian kegiatan "Canthing Jawi Wetan Go Global" berupa peragaan busana di halaman Tugu Pahlawan Surabaya.

Peragaan busana batik yang ditampilkan merupakan hasil rancangan oleh perancang busana kenamaan Indonesia, Edward Hutabarat dan Denny Wirawan.

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022