Denpasar (Antara Bali) - Penata tari yang menetap di Australia, Ade Suharto, besama koreografer ternama, Mugiyono Kasido, memadukan musik beraliran impresionis yang dikembangkan Claude Debussy dengan gamelan Jawa sebagai pengiring tarian mereka.
    
Perpaduan dua aliran musik berbeda itu terjadi saat Ade mengikuti program residency Asialink selama 10 pekan di Mugi Dance, Solo, Jawa Tengah.
    
"Saya betul-betul memperoleh kehormatan diberi waktu dan ruang untuk bertemu, bertukar pendapat, dan menari bersama Mugiyono," kata Ade sebagaimana ditirukan Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Vicki Miller, dalam keterangan persnya di Denpasar, Selasa.
    
Ade menilai Mugiyono sebagai seniman yang dapat membantu memperkaya gerak dan olah tubuh dengan menjelajahi musik Claude Debussy dan gamelan Jawa dalam menciptakan ruang baru dalam pertunjukan tari.
    
Selama berada di Solo atas dukungan Lembaga Australia-Indonesia (AII) dan Arts SA, Ade juga memperoleh kesempatan untuk melakukan kerja sama dengan komposer dan vokalis Peni Candra Rini untuk suatu proyek tari dan musik berjudul Ontosoroh yang diinspirasi dari novel Pramoedya Ananta Toer berjudul Bumi Manusia.
     
Hampir setiap hari mereka merampungkan babak demi babak untuk pengembangan karya seni tersebut. Selain itu, dia juga bekerja sama dengan tiga musisi dari Solo, yakni Plenthe, Muhammad Prishna Bashori Musthofa, dan Iswanto.
          
"Saya akan terus melatih tari-tarian itu di Australia. Saya ingin segera memberi pelatihan tentang tari-tarian tersebut kepada murid-murid saya sehingga mereka dapat ditonton dan diapresiasi oleh lebih banyak orang," kata perempuan yang tinggal di Adelaide, Australia, itu.
    
Setibanya di Adelaide, Ade akan mempersiapkan ajang INDOfest 2013. Dalam festival tahunan ke-6 seni, masakan, dan budaya Indonesia, itu Ade bertindak sebagai direktur.(*/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012