Denpasar (Antara Bali) - Permintaan dupa sebagai sarana perlengkapan upacara meningkat empat hari menjelang Hari Raya Galungan yang dirayakan umat Hindu pada 29 Agustus mendatang.

"Menjelang Galungan, penjualan dupa rata - rata meningkat sepuluh hingga 15 persen jika dibandingkan hari biasanya," kata Anak Agung Raka Suartini, seorang produsen dupa di Denpasar, Sabtu.
     
Produsen dupa dari usaha rumah tangga yang terletak di Jalan Panglima Besar Sudirman Denpasar itu menuturkan bahwa sejak beberapa hari terakhir pembelian dupa mulai meningkat tidak hanya datang dari masyarakat, melainkan pula beberapa pedagang yang menjual dupanya kembali.
     
Saat ini dupa sudah banyak memiliki variasi aroma tertentu sesuai dengan permintaan konsumen baik langsung maupun melalui pemesanan 'online', di antaranya aroma aromaterapi seperti cendana, gaharu, sakura, melati, hingga akasia.
     
Harga setiap dupa, lanjut Suartini, bervariasi tergantung aroma yang diminati, seperti untuk cendana, per kilogramnya dihargai Rp100 ribu, Gaharu per kilonya Rp110 ribu, sakura Rp110 ribu, dan melati Rp90 ribu. Sedangkan untuk harga eceran dijual bervariasi mulai Rp4.000 hingga 12.500.
     
Sementara di tingkat para pedagang dupa di Pasar Badung Denpasar, sejumlah pedagang mengungkapkan permintaan dupa harum memang meningkat sejak beberapa hari terakhir.
     
"Permintaan dupa harum sudah mulai meningkat sejak seminggu belakangan, karena ada beberapa rangkaian upacara seperti 'Sugihan Jawa dan Bali," kata Dewa Anom, seorang penjual dupa.
     
Meskipun ada peningkatan namun harga dupa tersebut tidak mengalami kenaikan. Untuk dupa kemasan dijual bervariasi tergantung aroma, dan banyaknya isi dupa mulai dari Rp6.000 hingga Rp35 ribu.(DWA)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012