Presiden RI Joko Widodo menegaskan peran penting forum kerja sama multilateral G20 dalam membangun arsitektur kesehatan dunia.
"Peran G20 sangat penting dalam membangun arsitektur kesehatan dunia, termasuk dalam mendorong dukungan pembiayaan kesehatan bagi negara berkembang," kata Presiden Jokowi dalam Pidato Kampanye ACT-A Tahun 2022 yang dirilis kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Rabu.
ACT-A adalah inisiatif kolaborasi yang diluncurkan WHO pada April 2020 untuk mengakselerasi pengembangan, produksi, dan akses berkeadilan terhadap obat, alat diagnostik, dan vaksin COVID-19.
Baca juga: ITDC laksanakan vaksinasi booster bagi pekerja pariwisata sambut G20
Menurut Presiden, dalam rangka membangun dan memperkuat arsitektur kesehatan dunia masih ada beberapa pembenahan yang harus dilakukan, terutama dalam hal penguatan negara-negara berkembang yang dinilainya harus mendapat perhatian khusus.
"Pada saat yang sama negara berkembang harus diberdayakan sebagai solusi. Negara berkembang harus menjadi bagian dari rantai pasok suplai obat, vaksin, dan peralatan kesehatan," kata Presiden Jokowi.
"Untuk itu kerja sama, riset, investasi, dan transfer teknologi mutlak dilakukan. Solidaritas dan kerja sama adalah kunci kita untuk keluar dari pandemi dan membangun arsitektur dunia yang lebih 'resiliens'," ujarnya.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia dalam perannya memegang Keketuaan G20 menjadikan penguatan arsitektur kesehatan dunia sebagai salah satu agenda prioritas.
Baca juga: Kemensetneg: ada tiga peluang Indonesia dalam Keketuaan G20
"Dunia harus lebih siap dan lebih tanggap terhadap krisis kesehatan. Setiap negara harus memiliki kesempatan yang sama untuk mempersiapkan diri dari ancaman pandemi berikutnya," ujar Presiden.
Dalam pidatonya, Presiden mengapresiasi ACT-A yang disebutnya sebagai aspek penting arsitektur kesehatan dunia, sekaligus bukti nyata manfaat multilateralisme.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Peran G20 sangat penting dalam membangun arsitektur kesehatan dunia, termasuk dalam mendorong dukungan pembiayaan kesehatan bagi negara berkembang," kata Presiden Jokowi dalam Pidato Kampanye ACT-A Tahun 2022 yang dirilis kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Rabu.
ACT-A adalah inisiatif kolaborasi yang diluncurkan WHO pada April 2020 untuk mengakselerasi pengembangan, produksi, dan akses berkeadilan terhadap obat, alat diagnostik, dan vaksin COVID-19.
Baca juga: ITDC laksanakan vaksinasi booster bagi pekerja pariwisata sambut G20
Menurut Presiden, dalam rangka membangun dan memperkuat arsitektur kesehatan dunia masih ada beberapa pembenahan yang harus dilakukan, terutama dalam hal penguatan negara-negara berkembang yang dinilainya harus mendapat perhatian khusus.
"Pada saat yang sama negara berkembang harus diberdayakan sebagai solusi. Negara berkembang harus menjadi bagian dari rantai pasok suplai obat, vaksin, dan peralatan kesehatan," kata Presiden Jokowi.
"Untuk itu kerja sama, riset, investasi, dan transfer teknologi mutlak dilakukan. Solidaritas dan kerja sama adalah kunci kita untuk keluar dari pandemi dan membangun arsitektur dunia yang lebih 'resiliens'," ujarnya.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia dalam perannya memegang Keketuaan G20 menjadikan penguatan arsitektur kesehatan dunia sebagai salah satu agenda prioritas.
Baca juga: Kemensetneg: ada tiga peluang Indonesia dalam Keketuaan G20
"Dunia harus lebih siap dan lebih tanggap terhadap krisis kesehatan. Setiap negara harus memiliki kesempatan yang sama untuk mempersiapkan diri dari ancaman pandemi berikutnya," ujar Presiden.
Dalam pidatonya, Presiden mengapresiasi ACT-A yang disebutnya sebagai aspek penting arsitektur kesehatan dunia, sekaligus bukti nyata manfaat multilateralisme.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022