Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya sikap gotong royong dalam pemulihan pascapandemi COVID-19, karena itu momentum Presidensi/Keketuaan G20 akan memperkuat sikap.

“Gotong royong merupakan salah satu nilai dasar dari bangsa kita, yang sekarang menjadi semakin penting untuk membantu kita untuk pulih dan bangkit. Itulah kenapa Presidensi G20 Indonesia tahun ini mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger,” ujar Nadiem, dalam kick off G20 on Education and Culture, yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Nadiem menambahkan Presidensi G20 Indonesia yang telah diterima Presiden Joko Widodo merupakan momentum yang tepat, karena Indonesia dan semua negara di dunia sedang berupaya bangkit dari pandemi COVID-19.

Selama pandemi ini, lanjut Nadiem, dirinya belajar dan merefleksikan tentang banyak hal. Nadiem belajar dari para guru yang tidak menyerah untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap berlangsung serta para seniman dan pelaku budaya yang terus menghasilkan karya-karya kreatif dan melestarikan warisan budaya Indonesia.

Baca juga: Kemensetneg: ada tiga peluang Indonesia dalam Keketuaan G20

Selain itu juga, pihaknya semakin sadar pentingnya gotong-royong yang menjadi salah satu nilai dasar dari bangsa Indonesia.

“Gotong royong adalah poin yang penting, gagasan mendasar yang menjalankan roda gerakan Merdeka Belajar, khususnya dalam penerapan kurikulum prototipe yang saat ini mulai diterapkan sebagai opsi bagi sekolah-sekolah di Indonesia. Kurikulum ini mengedepankan pembelajaran berbasis proyek dan memerdekakan guru dalam merancang proses belajar dengan dibantu platform Merdeka Mengajar,” ujar dia.

Melalui kurikulum prototipe, kata Nadiem, pembelajaran jadi lebih menyenangkan, berfokus kepada kompetensi yang esensial dan juga relevan, sehingga membantu mencapai empat tujuan prioritas dari education working group, yaitu pendidikan universal yang berkualitas, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan serta dunia kerja pasca-COVID-19.

“Kita juga harus memikirkan cara untuk mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan, sehingga anak-anak masih tetap bisa hidup berdampingan dengan alam. Saya sekarang sudah mulai memberi contoh dan membiasakan anak-anak saya untuk sama sekali tidak menggunakan plastik di rumah dan mengurangi sampah,” katanya.

Baca juga: Erick: Keketuaan G20 bukti kepercayaan negara lain

Selain itu, ia mengaku juga belajar mencintai alam semesta, seperti yang sudah diajarkan oleh generasi sebelumnya melalui warisan budaya dan kearifan lokal.

“Inilah yang menjadi tujuan utama dari rangkaian kegiatan kebudayaan yang melibatkan penggerak budaya Indonesia serta negara-negara G20 menuju ministerial meeting on culture, yaitu mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan dengan kembali ke akar budaya,” katanya.

Dia berharap melalui Presidensi G20 dapat menguatkan gotong royong serta mewujudkan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya.

Pewarta: Indriani

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022