Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia, di Ketewel, Kabupaten Gianyar, Bali menggelar acara obituari bagi Wahyoe Wijaya, seniman kelahiran Yogyakarta, 3 Januari 1950, yang telah berpulang pada 22 Juli 2012.
Kegiatan tersebut akan dihadiri para seniman dan sahabat dekat untuk menyampaikan testimoni mengenai sosok dan kiprah Wahyoe Wijaya dalam dunia seni, kata staf Bentara Budaya Bali, Juwitta K. Lasut, Rabu.
Ia mengatakan, dalam acara yang digelar Rabu malam (22/8) tersebut, juga dilakukan diskusi terhadap karya-karya Wahyoe Wijaya serta peran pentingnya bagi perkembangan seni rupa Indonesia pada masa sekarang maupun yang akan datang.
Wahyoe Wijaya sempat menempuh pendidikan kesenian di IKJ Jakarta, dan memperdalam seni grafis di London, Inggris.
Karya-karya yang pernah dipamerkan di berbagai ruang publik di Indonesia maupun luar negeri, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Switzerland.
Dalam karya-karyanya, Wahyoe Wijaya berhasil memadukan kekuatan estetik dan kepedulian sosial. Seni yang sejati baginya adalah ekspresi naluri manusia sebagai wujud eksistensinya sekaligus refleksi sang kreator atas persoalan-persoalan kehidupan.(*/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Kegiatan tersebut akan dihadiri para seniman dan sahabat dekat untuk menyampaikan testimoni mengenai sosok dan kiprah Wahyoe Wijaya dalam dunia seni, kata staf Bentara Budaya Bali, Juwitta K. Lasut, Rabu.
Ia mengatakan, dalam acara yang digelar Rabu malam (22/8) tersebut, juga dilakukan diskusi terhadap karya-karya Wahyoe Wijaya serta peran pentingnya bagi perkembangan seni rupa Indonesia pada masa sekarang maupun yang akan datang.
Wahyoe Wijaya sempat menempuh pendidikan kesenian di IKJ Jakarta, dan memperdalam seni grafis di London, Inggris.
Karya-karya yang pernah dipamerkan di berbagai ruang publik di Indonesia maupun luar negeri, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Switzerland.
Dalam karya-karyanya, Wahyoe Wijaya berhasil memadukan kekuatan estetik dan kepedulian sosial. Seni yang sejati baginya adalah ekspresi naluri manusia sebagai wujud eksistensinya sekaligus refleksi sang kreator atas persoalan-persoalan kehidupan.(*/ADT)
Editor : Nyoman Budhiana
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012