Pemerintah Provinsi Bali akan memasukkan nilai kearifan lokal Sad Kerthi dalam kurikulum pendidikan dari jenjang SD hingga SMA untuk lebih membumikan warisan leluhur mengenai enam sumber kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan masyarakat Bali itu.

"Saya sudah diperintahkan oleh Bapak Gubernur Bali segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, baik di provinsi maupun kabupaten/kota," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof Dr I Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Senin.

Arya Sugiartha menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber pada webinar bertajuk "Peran Krama Istri dalam Tata Titi Kehidupan Berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi".

"Materi Sad Kerthi akan menjadi salah satu mata pelajaran. Kalaupun nanti susah karena terbentur regulasi dan sebagainya, bisa juga Sad Kerthi ini didomplengkan dengan mata pelajaran bahasa daerah ataupun muatan lokal yang lainnya," ucapnya pada acara yang diselenggarakan oleh Paiketan Krama Istri (Pakis) Provinsi Bali itu.

Dengan demikian, ujar dia, sosialisasi Sad Kerthi bisa lebih masif. Terlebih, Gubernur Bali Wayan Koster telah mengeluarkan Surat Edaran No 4 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru.

Baca juga: Kemendikbudristek fokus pada upaya pencegahan korupsi

Kearifan lokal Sad Kerthi sebagai enam sumber kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan bagi masyarakat Bali itu terdiri dari Atma Kerthi (penyucian dan pemuliaan jiwa), Segara Kerthi (pemuliaan pantai dan laut), dan Danu Kerthi (pemuliaan sumber air).

Kemudian Wana Kerthi (penyucian dan pemuliaan tumbuh-tumbuhan), Jana Kerthi (pemuliaan manusia) dan Jagat Kerthi (penyucian dan pemuliaan alam semesta).

Menurut Arya Sugiartha, nantinya dalam Mata Pelajaran Sad Kerthi akan berisikan mengenai filosofi hingga bagaimana "tata titinya" untuk mencapai Sad Kerthi.

"Pemerintah menginisiasi (Sad Kerthi-red) di awal-awal saja, tidak terus-terusan diinisiasi pemerintah. Kalau Sad Kerthi sudah menjadi kebiasaan dan laku hidup, nantinya tidak diperintah pun sudah bisa jalan," ujar mantan Rektor ISI Denpasar tersebut.

Dengan demikian, lanjut dia, maka Surat Edaran tentang Sad Kerthi ini tidak hanya ada di atas kertas. "Sosialisasi lewat perbekel dan bandesa sudah, jadi yang lebih jauh diharapkan maksimal itu lewat pendidikan," katanya.

Untuk lebih membumikan nilai-nilai Sad Kerthi, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali juga tengah menggarap berbagai animasi, sehingga menjadi lebih mudah untuk dipahami masyarakat.

Baca juga: Mendikbudristek apresiasi industri dukung pendidikan vokasi

Narasumber berikutnya, Ida Pedanda Gede Made Putra Kekeran dalam webinar tersebut banyak mengulas mengenai pentingnya peran kaum istri atau ibu bagi kehidupan dan hal tersebut sudah tertuang dalam berbagai lontar Hindu.

"Seorang istri tidak saja berperan dalam kebahagiaan yang bersifat fisik (materialistik), tetapi juga harus mampu menuntun anggota keluarga dalam menjaga dan mengembangkan tradisi seperti nilai-nilai dalam Sad Kerthi," ucapnya

Menurut Ida Pedanda, istri dalam ajaran agama Hindu mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dan dimuliakan dalam mencapai kebahagiaan, keluarga dan masyarakat.

Manggala Pakis Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani memandang penting sangat nilai kearifan lokal Sad Kerthi dan harus disosialisasikan lebih luas.

"Tugas kita sekarang adalah merawat dan menjaga alam maupun budaya dan warisan-warisan leluhur yang adiluhung itu. Pakis Bali intinya mendukung apa yang menjadi kebijakan pemerintah dan kami juga mengajak krama istri untuk senantiasa mengingat dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari," ucapnya.
 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022