Berkaitan dengan Upacara Tumpek Kandang atau Tumpek Uye serta upacara Danu Kerthi, Pemkab Karangasem, melaksanakan upacara persembahyangan sekaligus melepas ratusan ekor burung dan melepas ribuan ekor ikan ke salah satu sumber mata air, di Toya Sah Telaga Dwaja, Desa Muncan, Kecamatan Selat Karangasem, Sabtu.

Rangkaian upacara yang dihadiri Bupati Karangasem, I Gede Dana beserta Wakil Bupati Karangasem, Ketua DPRD Karangasem, serta pejabat di lingkungan Pemkab Karangasem serta masyarakat Karangasem tersebut diawali dengan persembahyangan bersama dan dilanjutkan dengan prosesi upacara yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Nur, dari Griya Penyembahan Tampak Siring, Gianyar.

Bupati Karangasem, I Gede Dana dalam kesempatan tersebut menjelaskan, Rahinan Tumpek Uye atau Tumpek Kandang merupakan salah satu media bagi umat Hindu untuk lebih mendekatkan lagi kepada sang pencipta, serta memuja keagungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui pemeliharaan atas ciptaan-Nya berupa binatang ternak atau peliharaan.

Baca juga: Wabup Karangasem pimpin penanaman 3.000 bibit pohon di Desa Bunutan

Tumpek Kandang atau Hari Tumpek Uye, yakni jatuh pada setiap hari Sabtu Kliwon Wuku Uye menurut perhitungan kalender Bali-Jawa, dimana hari raya ini dilaksanakan setiap enam bulan atau setiap 210 hari sekali.

“Pada saat perayaan Tumpek Uye ini, kita umat Hindu memuja keagungan sang pencipta sebagai Siwa atau Pasupati, yang memelihara semua makhluk di alam semesta ini. Pemujaan ini diwujudkan dengan memberikan upacara selamatan terhadap semua bintang, khususnya binatang ternak atau piaraaan,” ujar Gede Dana.

Bersamaan dengan upacara Tumpek Uye, juga dilaksanakan upacara Danu Kertih, menurut Bupati Gede Dana, upacara Danu Kertih bermakna untuk menjaga kesucian dan kelestarian danau serta sumber-sumber mata air yang merupakan hal terpenting bagi kehidupan manusia dan alam.

“Jadi upacara Danu Kertih ini merupakan perwujudan rasa hormat kita sebagai umat Hindu terhadap danau sebagai pusat sumber mata air tawar, dimana dari resapan danau itulah muncul sumber-sumber mata air,” katanya.

Baca juga: Warga desa adat di Karangasem lestarikan Tari Sanghyang

Itulah kenapa upacara Danu Kertih ini dilaksanakan di Toya Sah Telaga Waja, karena merupakan salah satu sumber mata air yang disucikan masyarakat di Kabupaten Karangasem.

Sebagai perwujudan dan upaya menghormati serta menjaga kelestaraian sumber mata air, pihaknya dalam kesempatan itu mengajak seluruh yang hadir untuk bersama-sama membersihkan lingkungan disekitar sumber mata air dengan memungut sampah plastik. Usai prosesi upacara Tumpek Uye dan Danu Kertih, Bupati Gede Dana, Wakil Bupati Wayan Artha Dipa, Ketua DPRD Karangasem, I Wayan Suastika, Sekda Karangasem, I Ketut Sedana Merta beserta yang hadir, bersama-sama melepaskan 10 ribu ekor ikan nila dan mujair di Pura Klebut yang lokasinya tidak jauh dari tempat upacara, serta 100 ekor burung jenis Titiran, Crukcuk dan burung Puteh.

“Ini merupakan bagian dari visi-misi Gubernur Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali, salah satunya menyelenggarakan upacara Danu Kertih. Di Karangasem kami melepas burung dan ikan yang merupakan bagian dari alam semesta ini. Isi dari alam semesta ini harus kita jaga dan lestarikan bersama-sama,” kata Gede Dana. (*)
    

 

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022