Semarapura (Antara Bali)- Antrean kendaraan truk menuju Nusa Penida, Kabupaten Klungkung dari Pelabuhan Padangbai, Kabupaten Karangasem dalam beberapa hari belakangan meningkat tajam.
"Bahkan antrean truk untuk mendapat kesempatan diseberangkan sampai dua mingguan, " kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Klungkung, Nengah Sukasta, Di Semarapura, Sabtu.
Ia mengatakan, antrean truk yang berhari-hari lamanya itu akibat satu-satunya kapal menyeberangan Selat Badung, Nusa Jaya Abadi milik Pemkab Klungkung hanya melayani sekali penyeberangan setiap harinya.
Sementara Kapal Inere milik ASDP yang awalnya beroperasi sekarang tidak lagi karena persoalan izin. Akibatnya antrean semakin panjang tidak dapat dihindari.
Sementara di Padangbai, pihak kelompok pengelola boat Padangbai sebenarnya tidak keberatan kalau Roro (sebutan Nusa Jaya Abadi ) beroprasi dua kali dalam sehari, hanya saja untuk mengangkut truk.
Pengusaha boat yang mempersoalkan untuk mengangkut penumpang. Namun demikian Dinas Perhubungan Klungkung selaku pengalola Roro tidak mau mengoperasikan dua kali.
Hal itu berkaitan dengan biaya operasional yang harus disubsidi. Sebab sekali berlayar kapal Roro itu menghabiskan Rp6 juta.(LHS/IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Bahkan antrean truk untuk mendapat kesempatan diseberangkan sampai dua mingguan, " kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Klungkung, Nengah Sukasta, Di Semarapura, Sabtu.
Ia mengatakan, antrean truk yang berhari-hari lamanya itu akibat satu-satunya kapal menyeberangan Selat Badung, Nusa Jaya Abadi milik Pemkab Klungkung hanya melayani sekali penyeberangan setiap harinya.
Sementara Kapal Inere milik ASDP yang awalnya beroperasi sekarang tidak lagi karena persoalan izin. Akibatnya antrean semakin panjang tidak dapat dihindari.
Sementara di Padangbai, pihak kelompok pengelola boat Padangbai sebenarnya tidak keberatan kalau Roro (sebutan Nusa Jaya Abadi ) beroprasi dua kali dalam sehari, hanya saja untuk mengangkut truk.
Pengusaha boat yang mempersoalkan untuk mengangkut penumpang. Namun demikian Dinas Perhubungan Klungkung selaku pengalola Roro tidak mau mengoperasikan dua kali.
Hal itu berkaitan dengan biaya operasional yang harus disubsidi. Sebab sekali berlayar kapal Roro itu menghabiskan Rp6 juta.(LHS/IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012