Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) mengusulkan tujuh rumusan dalam seminar nasional dan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Blockchain Technology Academy di Denpasar, Bali.

"Usulan rumusan tersebut dalam rangka persiapan pembukaan Blockchain Academy sebagai sekolah online pertama yang menggunakan Teknologi Blockchain serta dalam rangka persiapan pendirian Institute Teknologi Blockchain Indonesia," kata Ketua Panitia Seminar sekaligus Sekjen Ikatan Saudagar Muslim Indonesia Juliana Wahid di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan seminar ini diikuti oleh 99 profesor, guru besar, dan rektor dari berbagai universitas atau perguruan tinggi swasta dengan berbagai latar belakang keilmuan dalam rangka persiapan pendirian Institute Teknologi Blockchain Indonesia.

Baca juga: Pemkot Denpasar kembangkan teknologi Blockchain akomodasi konten kreator

Ketika institut tersebut segera bisa didirikan, kata Juliana Wahid, dampak positifnya, Teknologi Blockchain tersebut dapat diimplementasikan di semua jenis industri dan bisnis. Sehingga teknologi tersebut dapat menjadi sebuah mata kuliah umum baru untuk didistribusikan ke seluruh tingkatan pendidikan di Indonesia.

"Tujuan sosial pendirian Blockchain Technology Academy adalah membantu anak-anak putus sekolah di berbagai daerah di Indonesia. Sehingga mereka dapat melanjutkan pendidikan secara gratis dan dapat meneruskan pendidikan mereka hingga ke jenjang perguruan tinggi," katanya.

Dari hasil seminar nasional tersebut, ada tujuh rumusan yang diusulkan, yakni usulan pertama, era teknologi 4.0 terjadi perubahan yang signifikan dalam kompetensi, bukan yang besar mengalahkan yang kecil, namun yang cepat mengalahkan yang lambat, oleh karena itu dibutuhkan "agility and adaptability" agar kita bisa memenangkan persaingan di era 4.0.

"Untuk mendukung kelincahan tersebut maka dibutuhkan teknologi dan blockchain sebagai jawaban dari era teknologi 4.0. Dimana blockchain memiliki makna, "block" adalah catatan (kelompok), dan "chain" adalah rangkaian, sehingga menjadi bigdata yang bisa menjadi akses untuk kemajuan ekonomi, pendidikan, politik, dan sosial budaya," ujar Ketua TIM Perumus Blockchain Academy, Prof. Dr. Djafar Hafsah.

Kemudian, untuk usulan kedua, Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) sebagai inisiator dalam menjawab berbagai isu Blockchain dengan melibatkan 99 guru besar (profesor) dari seluruh perguruan tinggi se-Indonesia untuk mewujudkan dan mesukseskan Blockchain Teknologi University di Indonesia.

Baca juga: BI kaji penerbitan mata uang digital

Sedangkan usulan ke tiga, Blockchain mampu mewujudkan "capital inflow" untuk menarik dana dari luar Indonesia sehingga dapat dikelola dan diedarkan di Indonesia pasca pandemi COVID-19 untuk pemulihan perekonomian nasional secara fundamental (ada underlying-nya bukan bubble ekonomi).

"Usulan yang keempat Blockchain mampu menciptakan lapangan pekerjaan dalam bidang teknologi informasi untuk menekan pengangguran di Indonesia saat ini dan ke depannya," ujarnya.

Untuk usulan kelima, Blockchain dapat sebagai inkubator bisnis bagi UMKM di Indonesia untuk bersaing di tatanan global untuk mendapatkan investasi atau modal. Dan usulan keenam, permasalahan di Indonesia kebanyakan tidak mengetahui secara detail tentang Blockchain, namun hanya melihat aset digitalnya saja. Dalam mengatasi permasalahan tersebut tentu penting meningkatkan literasi Blockchain agar terjadi kesadaran kolektif tentang pentingnya blockchain bagi pentahelix terdiri dari pemerintah, akademisi, private sektor (sektor swasta), masyarakat dan media.

"Sedangkan untuk usulan ketujuh, agar terjadi kontribusi kolektif dan kolaborasi di antara pentahelix, maka dibutuhkan regulasi yang mengatur terkait peran masing-masing dalam membangun iklim yang sehat sesuai dengan pondasi agama, norma dan budaya Indonesia," katanya.

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022