Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan belajar penanganan "stunting" dan "wasting" ke Provinsi Bali yang dinilai telah sukses menurunkan angka kasusnya sehingga menjadi yang terendah di Indonesia.

"Atas arahan dari BKKBN yang memuji kinerja Bali, maka saya pun berkunjung ke sini dan ingin belajar langsung," kata Wakil Gubernur Kalimantan Selatan H Muhiddin saat menemui Wagub Bali di Denpasar, Jumat.

Stunting merupakan tinggi badan yang rendah, sedangkan wasting adalah berat badan yang rendah atau menurun  di bawah rentang normal. 

Muhiddin menyampaikan Provinsi Kalsel selama ini menduduki posisi ke-28 tingkat stunting (tinggi badan rendah-red) di Indonesia. 

Baca juga: BKKBN Bali: tim pendamping keluarga cegah stunting

Pihaknya terus berupaya menekan angka tersebut, namun keberhasilan daerah lain tentu juga patut dicontoh untuk mempercepat program pencegahan serta penuntasan masalah stunting di Kalimantan Selatan.

Selain itu, ia juga memuji kinerja Provinsi Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster dan Wagub Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dalam menanggulangi pandemi COVID-19 di Bali yang bisa dikatakan sukses.

"Apalagi ditambah capaian vaksin yang 100 persen lebih, itu luar biasa, kami di Kalimantan Selatan baru mencapai 70 persen untuk dosis pertama," ujar Muhiddin.

Sementara itu, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyampaikan apresiasi serta mengatakan bahwa Bali selalu menganut sistem integrasi hingga tingkat desa bahkan banjar dalam setiap programnya. 

Begitu juga dengan penanganan stunting dan wasting, tidak lepas dari peran pemerintah desa dan desa adat hingga banjar sehingga permasalahan bisa cepat terselesaikan.

"Bali sudah berhasil mencapai tingkat stunting dan wasting terendah dari tahun 2018, ini tentu kinerja semua pihak," ujar pria yang biasa disapa Cok Ace itu.

Baca juga: Pemkab Badung komitmen percepat penanganan "stunting"

Begitu pun mengenai penanganan COVID-19 di Bali, Tokoh Puri Ubud ini pun mengatakan bahwa Pemprov Bali membentuk Satgas Penanganan COVID-19 hingga tingkat desa.

Dengan demikian, segala program penanggulangan serta protokol kesehatan bisa terkontrol hingga di lingkup terkecil.

"Bali terus meraih capaian tertinggi untuk kepatuhan protokol kesehatan se-Indonesia. Hal itu karena peran pemerintah desa sehingga semua warga patuh akan prokes," ucapnya.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022