17 tahun sejak film "Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan" tayang di bioskop, kisah pertemanan tiga remaja putri dan problematika yang dihadapi kembali dihadirkan, kali ini dalam sempalan "Virgin The Series".

Serial ini bercerita tentang seorang gadis populer di sekolah meninggal secara misterius sesaat setelah pesta ulang tahunnya yang ke-17. Seorang siswi bernama Talita (diperankan oleh Adhisty Zara) menggunakan kesempatan ini untuk membuat sebuah film dokumenter yang dapat membantunya memperoleh beasiswa yang ia inginkan.

Bekerja sama dengan teman-temannya, penyelidikan Talita justru mengungkap sebuah fakta yang tak terduga, yang menjerumuskan mereka ke sebuah dunia yang mengerikan, di mana para predator mencari gadis muda untuk dijadikan korban.

Serial 10 episode yang disutradarai Monty Tiwa akan mengangkat cerita tentang keresahan remaja yang lekat dengan keseharian generasi muda saat ini, seperti diungkapkan Adhisty Zara yang berperan sebagai Talita.

"Ini tentang keresahan remaja di era digital," kata Zara dalam konferensi pers daring, Kamis.

Baca juga: Sutradara-Pemeran "Cinta Pertama, Kedua & Ketiga" kunjungi LKBN ANTARA Jatim

Film original yang dibintangi Laudya Cynthia Bella, Ardina Rasti dan Anggia Yulia Angely merupakan film terlaris pada masanya yang mendapat delapan nominasi di Festival Film Indonesia 2005.

Kali ini, remaja yang telah hidup di era digital diperankan oleh Zara sebagai Talita yang pintar, ambisius dan berasal dari keluarga bermasalah, Shaloom Razade memainkan Bee yang penuh empati dan menjadi sosok "ibu" dalam kelompoknya, Arla Ailani berperan sebagai Keke yang jadi gadis populer di sekolah, tapi sebetulnya merupakan korban pelecehan di rumahnya.

Serial itu turut dibintangi Lutesha, Laura Theux, Alzi Makers sebagai Hiro, Panji Zoni sebagai Faris dan Winky Wiryawan sebagai Lukman Senjaya, Nova Eliza, Asty Ananta, Rizky Hanggono, dan Della Dartyan.

Para pemeran berbagai cerita mengenai momen berkesan dalam proses pengambilan gambar serial ini. Sama seperti pengambilan gambar serial atau film layar lebar yang terjadi setelah wabah virus corona melanda dunia, mereka juga harus beradaptasi dengan protokol kesehatan hingga perubahan lokasi karena pembatasan kegiatan.

"Untung semuanya kompak," kata Panji, mengenang proses pengambilan gambar yang lebih menantang dari segi teknis.

Baca juga: Film animasi "Ron's Gone Wrong" main di bioskop Indonesia

Sementara Alzi menuturkan lokasi syuting serasa tempat bermain yang menyenangkan dan dia betul-betul menikmati semua momen, termasuk pengalaman untuk mengeksplorasi karakternya.

"Ceritanya juga seru, thriller ditambah dengan drama," ujar Alzi.

Bagi Winky, kebebasan yang diberikan sutradara Monty Tiwa adalah pengalaman tak terlupakan. Monty memberikan ruang yang luas, seperti teater, untuk Winky mengeksplorasi karakter Lukman.

"Kita atur blocking sendiri, nanti DOP (director of photography) mengikuti," ujar Winky, menambahkan produksi serial ini merupakan pengalaman menarik.

Sutradara juga memberikan keleluasaan yang sama untuk para pemain muda yang dibebaskan untuk membangun karakter mereka masing-masing. Tapi Monty punya "tugas" lain untuk tiga aktris muda yang memerankan para remaja di serial ini.

Menurut Shaloom, putri dari aktris Wulan Guritno, Monty Tiwa memberikan mereka pekerjaan rumah untuk menghabiskan waktu bersama demi menjalin keakraban.

"Disuruh jalan bareng sama Pak Monty," katanya.
 
Cuplikan adegan "Virgin The Series" (HO/Disney+ Hotstar)


Benang merah

Winky, yang menjadi sosok psikolog dan motivator yang dekat dengan para remaja, menuturkan ada benang merah yang menghubungkan serial ini dengan versi film belasan tahun lalu.

"Intinya sama, tentang tiga remaja putri, tapi banyak elemen baru di sini. Konfliknya sama tapi lebih 'diperas', lebih dalam," kata Winky.

Apa yang disuguhkan dalam serial ini, ujar pria yang melejit sebagai aktor sejak film "Jelangkung", mengandung pesan moral yang lekat dengan kenyataan saat ini, permasalahan yang dihadapi para remaja dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: SMK TI Bali Global bangkitkan budaya lewat animasi Panji Semirang

Penulis skenario Cassandra Massardi mengungkapkan, serial ini akan menunjukkan dinamika yang dialami remaja dengan berbagai isu yang dekat dengan keseharian mereka, mulai dari tekanan orang-orang di sekitar, tuntutan dari keluarga untuk menjadi anak yang membanggakan, hingga berusaha mencari validasi di tempat yang salah.

"Selain itu, kecanggihan teknologi saat ini juga membuat keseharian mereka menjadi semakin menantang. Di era digital ini remaja terpapar oleh begitu banyak informasi, bahkan terlalu banyak, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi mereka untuk dapat memilah hal-hal baik dan buruk. Fenomena-fenomena inilah yang ingin kita bahas dalam serial ‘Virgin The Series’,” kata Cassandra.

Produser Chand Parwez Servia mengatakan, film "Virgin" yang rilis 2005 silam mendapat banyak pro dan kontra saat ditayangkan, tapi terbukti jadi karya yang menarik karena bercerita mengenai fenomena era itu.

"Virgin The Series" tayang di Disney+ Hotstar mulai 14 Januari 2022.

“Setelah hampir dua dekade, kami memutuskan untuk menghadirkan kembali kisah ‘Virgin’ dengan berbagai penyesuaian agar tetap relevan untuk para penonton di masa kini. Serial ‘Virgin The Series’ mengangkat fenomena tentang perkembangan media digital, khususnya di dunia remaja. Melalui serial ini, kami ingin mengupas isu dan fenomena sosial yang sedang marak terjadi saat ini dalam format web series sehingga dapat dinikmati sekaligus menjadi sarana diskusi bagi seluruh anggota keluarga," kata Chand Parwez Servia.
 

Pewarta: Nanien Yuniar

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022