Ketua DPR, Puan Maharani, mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) mempercepat vaksinasi di wilayahnya termasuk bagi lansia agar program vaksin penguat bisa segera dijalankan.
"Saya mendorong Pemda yang belum mencapai target vaksinasi di wilayahnya segera mempercepat program vaksinasi agar mencapai sasaran. Dengan begitu warga bisa cepat mendapatkan (dosis) vaksin penguat yang akan sangat bermanfaat menambah perlindungan diri dari ancaman Covid-19," kata dia, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Ketua DPR ajak rakyat optimis sambut tahun 2022
Hal itu dia bilang terkait adanya syarat untuk daerah yang bisa menjalankan program pemberian vaksin penguat Covid-19.
Ia meminta Pemda yang wilayahnya masih tertinggal dalam program vaksinasi memperbanyak kerja sama dengan organisasi masyarakat dan berbagai instansi atau lembaga.
Ia juga meminta ada pengecualian untuk lansia yang sudah memenuhi kriteria, untuk bisa mendapatkan vaksin penguat sekalipun daerahnya belum memenuhi syarat.
"Walaupun daerah tempat tinggalnya belum memenuhi target vaksinasi, tapi jika ada lansia di wilayah tersebut yang telah menerima vaksin dosis lengkap dalam kurun waktu enam bulan seharusnya tetap difasilitasi karena lansia di manapun mereka berada masuk dalam prioritas pemberian (vaksin) penguat," ujarnya.
Ia juga mengapresiasi pemerintah yang memutuskan untuk memberikan vaksin penguat Covid-19 secara gratis, karena sudah menjadi kewajiban negara untuk memberikan jaminan keselamatan bagi rakyatnya.
Namun dia mengingatkan pelaksanaan program vaksinasi penguat harus dibarengi dengan penambahan tenaga vaksinator agar target-target lainnya, termasuk vaksin untuk anak tidak akan berpengaruh.
Ia mendukung program pemberian dosis vaksin penguat ke masyarakat dapat berjalan dengan baik namun mengingatkan pentingnya kesiapan fasilitas dan tenaga kesehatan untuk mendukung seluruh program-program vaksinasi.
Baca juga: Ketua DPR minta pemerintah atasi naiknya harga pangan
“Jangan sampai karena euforia pemberian (vaksin) penguat, program vaksinasi lainnya menjadi terbengkalai. Padahal masih banyak daerah yang belum memenuhi target penyuntikan vaksin dosis I dan dosis II termasuk juga persediaan stok vaksin harus dipersipkan dengan baik," katanya.
Ia juga menyoroti laporan WHO yang menyebutkan pentingnya perlindungan lebih bagi lansia, kelompok rentan, dan warga yang belum divaksin dari ancaman varian Omicron.
Hal itu, menurut dia, karena meskipun Omicron memiliki gejala yang ringan, namun berpotensi berdampak fatal bagi kelompok-kelompok itu sehingga percepatan vaksinasi harus digalakkan.
“Apalagi vaksinasi lengkap untuk lansia belum optimal, sementara kelompok lansia kita ketahui menyumbang hampir setengah dari total kematian Covid-19 di Indonesia. Pemerintah harus berupaya lebih agar pencapaian target vaksinasi lansia dapat tercapai," ujarnya.
Ia menilai hal itu penting karena vaksin tidak bisa langsung bekerja setelah disuntikkan atau memerlukan waktu untuk kekebalan penerima vaksin bisa terbentuk. Sementara itu menurut dia, pemerintah memprediksi puncak kasus Omicron akan terjadi pada Februari 2022.
“Pemberian vaksinasi dosis I dan II bagi lansia harus menjadi perhatian. Dan untuk masyarakat, segera ajak keluarganya yang lanjut usia untuk disuntik vaksin apabila belum mendapatkannya. Ini penting agar ibu-bapak dan kakek-nenek kita lebih terjamin keselamatannya dari bahaya Covid-19," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022