Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan komoditas unggulan perikanan budidaya, yaitu udang, rumput laut, bandeng dan patin, yang didorong untuk terus dipacu produksinya, setidaknya di kawasan pantai utara (Pantura) Jawa Barat dengan pola polikultur.

KKP tahun 2012 menargetkan peningkatan produksi rumput laut sebesar 5,1 juta ton atau bertambah 18,6% dibandingkan tahun sebelumnya, kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo dalam rangkaian Safari Ramadhannya, saat bertemu dengan masyarakat kelautan dan perikanan di Kantor Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, 
Sabtu (11/8) sore.
        
Lebih lanjut, Sharif menuturkan bahwa peningkatan produksi rumput laut akan dipacu melalui pengembangan pola budidaya polikultur  di enam kabupaten / kota di Pantura Jawa Barat, yaitu Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang dan Bekasi

Keenam daerah tersebut memiliki kadar garam berkisar 15-20 ppt, sehingga cocok untuk pengembangan rumput laut jenis Gracilaria sp. Pola budidaya polikultur memadukan Gracilaria dengan udang windu dan bandeng dalam satu lahan tambak sehingga penggunaan lahan akan lebih efektif.

Masyarakat dapat melakukan budidaya tiga komoditas dalam suatu area pada satu waktu. Penerapan budidaya pola polikultur juga dapat menekan serangan penyakit udang, dibandingkan dengan pola monokultur, sambungnya.
        
Sementara itu,  Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menyebut bahwa potensi pengembangan budidaya pola polikultur masih sangat besar karena banyak lahan kosong eks tambak udang yang terbengkalai dan tidak termanfaatkan.

Selain itu, rumput laut juga  merupakan sumber pangan dan usaha padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja dengan lebih optimal.  Komoditas ini menjadi salah satu produk unggulan yang diprioritaskan pengembangannya pada tahun ini.

Budidaya rumput laut jenis Glacilaria juga didukung oleh harganya yang terus mengalami peningkatan. Sekarang saja, harga rumput laut Gracilaria di tingkat petambak tercatat sebesar Rp5 ribu hingga Rp6 ribu per kilogram, sedangkan di tingkat pabrik mencapai Rp6.000 - Rp7.100 per kg.

Harga ini cenderung mengalami kenaikan dibandingkan awal tahun lalu yang hanya sebesar Rp 3.000 per kg. "Pengembangan sentra budi daya rumput laut membutuhkan investasi yang besar,apalagi jika ditujukan untuk memperluas areal lahan budidaya", ujar Dirjen.
        
Data mencatat bahwa produktivitas dari setiap hektar lahan, produksi rumput laut kering diperkirakan mencapai 2 ton dengan masa panen bervariasi, yakni rumput laut 45 hari, sementara untuk bandeng butuh waktu panen 6 bulan, dan udang windu selama 4 bulan.

Selain dapat meningkatkan produktivitas, sistem ini juga dapat menekan biaya
operasional serta resiko yang ditimbulkan oleh serangan penyakit pada
udang atau pun bandeng sehingga dinilai lebih efisien, sambung Slamet.
        
Dalam upaya meningkatkan produksi Glacilaria, Sharif juga mengajak para investor untuk dapat berkontribusi dalam pengembangan budidaya komoditas ini di wilayah Pantura Jawa Barat, termasuk di Kabupaten Bekasi. Kabupaten Bekasi merupakan salah satu sentra pengembangan budidaya Gracilaria dan bandeng di Jawa Barat.

Dua komoditas ini telah berkembang dan dibudidayakan secara polikultur dengan sentra produksi di wilayah Kecamatan Muara Gembong. Selain kedua komoditas tersebut, saat ini budidaya air tawar (lele, patin dan ikan hias) juga sedang berkembang di masyarakat wilayah ini.
        
Dalam upaya mendukung percepatan industrialisasi perikanan dan bentuk perhatian kepada pembangunan perikanan di Kabupaten Bekasi, KKP
menyerahkan beberapa bantuan senilai Rp 2,7 miliar. Bantuan diberikan
sebagai stimulan untuk mendorong peningkatan produksi dan nilai tambah
dari produk yang dihasilkan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat setempat.

Bantuan yang diberikan meliputi
Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) perikanan budidaya dan perikanan tangkap, vaksin Aeromonas hydrophilla, paket calon induk
nila dan lele, benih udang windu, peralatan sistem rantai dingin, sarana pemasaran bergerak roda tiga, chest freezer, cool box, paket
bantuan penyelenggaraan pelatihan budidaya lele, kartu nelayan, serta 
paket bantuan penyelenggaraan penyuluhan kelautan dan perikanan. Selain itu, turut diserahkan bantuan paket sembako untuk pembudidaya,
 nelayan, anak yatim piatu dan dhuafa di wilayah Kabupaten Bekasi.
        
Untuk informasi lebih lanjut silakan menghubungi Indra Sakti, SE, MM, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP.0818159705). (PRW/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012