Singapura (Antara Bali) - Bawang goreng asal Indonesia diminati warga Singapura di Bazar Ramadhan Geylang Singapura.
"Yang paling laku bawang goreng," kata pelaku usaha kecil menengah (UKM) Dewi di Singapura, Minggu.
Di antara penganan lainnya, bawang goreng dan kerupuk gonggong menjadi primadona di Paviliun Indonesia yang didukung Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Batam ini.
Menurut Dewi, warga Singapura menggemari bawang goreng karena di negeri mereka sulit menemukan bawang merah. "Di sini tidak ada bawang merah, yang banyak bawang bombai," katanya.
Bawang goreng yang dibuat perajin dari Kota Tanjungpinang itu, menurut dia, renyah, dan aromanya khas, tidak seperti bawang bombai yang kerap digunakan di negeri jiran.
Setiap hari, ia mampu menjual 100 kantong bawang goreng yang berisi sekitar setengah ons per kantong.
Setiap kantong dijual seharga dua dolar Singapura, atau Rp15.000 (kurs Rp7.500 per dolar Singapura). Padahal di Indonesia untuk ukuran yang sama dihargai Rp3.000 sampai Rp4.000.(LHS/IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Yang paling laku bawang goreng," kata pelaku usaha kecil menengah (UKM) Dewi di Singapura, Minggu.
Di antara penganan lainnya, bawang goreng dan kerupuk gonggong menjadi primadona di Paviliun Indonesia yang didukung Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Batam ini.
Menurut Dewi, warga Singapura menggemari bawang goreng karena di negeri mereka sulit menemukan bawang merah. "Di sini tidak ada bawang merah, yang banyak bawang bombai," katanya.
Bawang goreng yang dibuat perajin dari Kota Tanjungpinang itu, menurut dia, renyah, dan aromanya khas, tidak seperti bawang bombai yang kerap digunakan di negeri jiran.
Setiap hari, ia mampu menjual 100 kantong bawang goreng yang berisi sekitar setengah ons per kantong.
Setiap kantong dijual seharga dua dolar Singapura, atau Rp15.000 (kurs Rp7.500 per dolar Singapura). Padahal di Indonesia untuk ukuran yang sama dihargai Rp3.000 sampai Rp4.000.(LHS/IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012