Negara (Antara Bali) - Ide untuk mendaftarkan jegog yang merupakan kesenian khas Kabupaten Jembrana sebagai warisan budaya dunia ke UNESCO mengemuka, dan akan dibahas serius pemkab setempat.

"Ada dua wacana yang muncul terkait jegog, yaitu didaftarkan sebagai warisan budaya dunia atau dicarikan hak paten," kata Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, Jumat usai membuka Festival Kesenian Jembrana.

Kembang mengaku, wacana tersebut muncul karena seniman jegog mulai resah saat ada daerah lain yang juga memunculkan kesenian serupa. "Dari pantauan kami, ada salah satu daerah yang memunculkan jegog. Padahal dari sisi kesejarahan maupun tradisi, jegog jelas kesenian khas Jembrana," ujarnya.

Sementara Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata Dan Budaya, Gede Pitana yang hadir di Jembrana cenderung mendorong untuk mendaftarkan kesenian ini ke UNESCO.

Menurutnya, selama ini hak paten diberikan untuk karya-karya individu sementara jegog sendiri merupakan tradisi komunal. "Kalau hak paten, pastinya juga menyangkut royalti untuk kesenian ini. Untuk jegog agak sulit mendapatkan royalti karena merupakan kesenian komunal," katanya.(GBI/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012