Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati meminta masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin, meskipun penyebaran COVID-19 di daerah setempat sudah mulai bisa dikendalikan.

"Selain itu, seluruh kabupaten/kota di Bali saat ini berada pada zona risiko rendah COVID-19 atau PPKM level 2," kata Wagub Bali saat membuka Seminar Ideathon Bali Kembali yang diikuti secara virtual di Denpasar, Selasa.

Menurut dia, walaupun penyebaran COVID-19 di Bali sudah mulai bisa dikendalikan, tetapi potensi penyebarannya masih tetap ada, sehingga protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan secara ketat dan disiplin.

"Untuk mencegah dan mengendalikan laju penyebaran COVID-19, selain memulai dari diri sendiri untuk menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, kemudian dengan melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat dan operasi yustisi," ucap Wagub yang biasa disapa Cok Ace itu.

Selain itu, dengan melakukan 3T (testing, tracing dan treatment), menyiapkan isolasi terpusat dan percepatan vaksinasi, serta berbagai upaya lainnya.

Baca juga: Satgas COVID-19 Bali ingatkan masyarakat tetap taat prokes saat berlibur

Hingga Minggu (21/11) cakupan vaksinasi COVID-19 telah mencapai 100,92 persen dari target jumlah penduduk yang divaksin 3,4 juta jiwa lebih. Sementara untuk vaksin suntik kedua telah mencapai 88,10 persen.

"Dengan capaian target vaksinasi ini, kami harapkan akan terbentuk '
herd immunity 
masyarakat Bali untuk dapat mengurangi risiko penyebaran COVID-19," ujarnya.

Ketua PHRI Bali itu menambahkan, pandemi COVID-19 selain memberi dampak pada kesehatan, juga telah memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian Bali yang bergantung pada sektor pariwisata dan turunannya.

Sampai dengan triwulan III-2021, perekonomian Bali masih terkontraksi sebesar minus 2,91 persen (yoy). Hal ini, menurut Cok Ace, berdampak sangat serius pada kesejahteraan masyarakat Bali.

"COVID-19 belum dapat dikendalikan sepenuhnya, bahayanya masih nyata, sementara perekonomian juga harus diselamatkan. Masyarakat harus tetap produktif di masa pandemi tetapi dengan cara-cara baru," katanya.

Selain itu, semua harus menyadari tanpa kolaborasi, kerja sama dan dukungan semua pihak dari semua unsur pentahelix yang terdiri dari unsur pemerintah, akademisi, dunia usaha, media dan masyarakat, penanganan COVID-19 akibat dampak pandemi COVID-19 tidak akan bisa optimal.

Baca juga: Satpol PP Bali ingatkan pengelola wisata tetap disiplin prokes

Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Mayjen TNI Suharyanto mengatakan pandemi memberikan pengaruh yang sangat besar untuk sendi kehidupan masyarakat, sehingga pelaksanaan riset/ penelitian terhadap kasus pandemi sangat penting untuk mengetahui sejumlah cara dalam menangani dan memutuskan rantai penularan COVID-19.

Melalui penyelenggaraan Riset Kebencanaan "Ideathon" Bali Kembali yang dilaksanakan atas kolaborasi dari BNPB, Kemendikbudristek, Pemerintah Provinsi Bali dan Perguruan Tinggi diharapkan mampu menjadi salah satu upaya dan kontribusi untuk memberikan sumber pengetahuan serta solusi yang implementatif dan kreatif berbasis kearifan lokal.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021