Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) sebaiknya juga mengatur masalah harga kedelai seperti halnya beras, sebagai upaya agar lonjakan harga kedelai tidak mencolok seperti yang terjadi belakangan ini.

"Kalau pemerintah yang mengatur harga kedelai tidak mungkin melonjak dari Rp6.000 menjadi Rp8.200 per kilogram," kata  Ketua Koperasi Pengusaha Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Bali, Haji Sutrisno di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, alasan harga kedelai impor meningkat drastis akibat panen di negara penghasilan kedelai di Amerika Serikat gagal seperti tidak masuk akal. Hal itu didasarkan atas sejumlah perusahaan yang mengimpor kedelai di Surabaya memiliki persediaan cukup memadai.

"Jika betul-betul panen gagal akibat pengaruh musim mustahil, pengusaha itu bisa mengimpor kedelai dalam jumlah banyak," ujarnya.

Ia menjelaskan, berapapun banyaknya memesan kedelai asal bisa menebusnya akan bisa terpenuhi. Harga kedelai impor di Kota Denpasar dan sekitarnya terus melonjak dari Rp6.000 kini menjadi Rp8.200/per kilogram. Harga itu diperkirakan masih akan bergerak naik hingga Desember mendatang.(IGT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012