Komunitas Mahima kembali berpartisipasi dalam pergelaran Adilango Festival Seni Bali Jani 2021 dengan naskah Raya Raya Cinta yang mengusung tema cinta universal yang bisa dimaknai sebagai cinta kepada diri, cinta kepada sesama manusia dan cinta kepada bumi.

"Pandemi berkepanjangan membuat manusia terjebak dalam chaos tiada henti. Namun yang membuat kita bertahan senantiasa adalah cinta," kata penulis sekaligus sutradara 'Raya Raya Cinta' Kadek Sonia Piscayanti di Denpasar, Sabtu.

"Raya Raya Cinta" adalah naskah yang menitikberatkan pada cinta pada manusia, sosial dan sekaligus adaptasi terhadap pandemi sebagai bentuk eksistensi manusia dan cara-cara memandang hidup yang lebih beragam. Dengan perspektif beragam, menurut Sonia, masalah dapat diatasi. 

Naskah yang berdurasi satu jam ini mengungkap konflik batin dan konflik keluarga Cinta yang terdampak pandemi, ayahnya di PHK, ibunya berjualan tapi tak seramai biasanya, adik-adiknya empat orang perempuan semua yang masih bersekolah, memiliki kebutuhan yang tak sedikit. 

Baca juga: Komunitas Seni "Usadhi Langu" ISI Denpasar tampilkan pesan merawat pohon

Di saat yang bersamaan Cinta juga memiliki kekasih yang mencintainya dan mengajaknya menikah. Konflik muncul ketika Cinta harus menyadari posisinya sebagai sulung dari lima bersaudara perempuan, sehingga ia harus mencari laki-laki yang mau nyentana, sementara Raya adalah anak tunggal di keluarga yang ayahnya bersaudara tunggal pula. 

Cinta hampir menyerah dengan cintanya, apalagi ada sahabat dekatnya yang ternyata jatuh cinta pada Raya. Seakan semuanya tiada berujung, bagaimana Cinta dan Raya menyelesaikan semuanya. Itulah yang menjadi alur konflik dalam naskah ini. 

Pentas yang telah tampil pada 29 Oktober lalu ini juga diwarnai oleh garapan musik puisi indah garapan Tika Puspita, Carolina Ajeng dan Anggara Surya. 

Pemeran Raya, Agus Wiratama adalah aktor teater yang telah lama berpengalaman di dunia teater, dia dikenal sebagai penulis dan juga aktor yang mumpuni. Selain berproses di Mahima, Agus juga berproses intens di Teater Kalangan. 

Partnernya, Santi Dewi, juga adalah aktor di Mahima, dan saat ini juga bergiat di Singaraja Literet, dimana dia belajar sastra bersama teman-teman sebayanya.  

Baca juga: Ibudaya Festival 2021 usung tema "Mula ka Mula"

Beberapa aktor muda berusia 10 tahun dan belasan juga terlibat dalam pentas ini. Sebut saja Gek Princessa (10) yang berperan sebagai Asa dan Putu Putik Padi (13) yang berperan sebagai Laut. Mereka adalah pembaca puisi yang langganan juara sejak belia. Di pentas ini, mereka tak hanya hadir sekedar namun memberi penampilan yang berbeda. 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021