Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyarankan Pemerintah Kota Batu di Provinsi Jawa Timur menetapkan status tanggap darurat bencana menyusul banjir bandang yang menewaskan enam orang di kota itu.

"Perlu adanya status darurat bencana, disarankan dua minggu ke depan," kata Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan sebagaimana dikutip dalam keterangan pers BNPB yang diterima di Jakarta, Jumat.

Selain itu, BNPB mendorong Pemerintah Kota Batu membentuk klaster-klaster pendukung percepatan penanganan dampak banjir bandang.

"Mendirikan posko utama dan membentuk klaster-klaster, antara lain klaster pencarian, klaster yang mengurusi pengungsi, logistik, dapur umum, psikosial, klaster sarana prasarana, klaster kesehatan, dan klaster pemulihan untuk mengurus terkait pendataan rumah yang rusak," kata Lilik.

Baca juga: TNI-Polri kerahkan alat berat bersihkan tanah longsor di Trunyan

Dalam rapat koordinasi mengenai penanganan banjir di Kota Batu, Lilik juga mengimbau pemerintah kota meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi kemungkinan terjadi bencana susulan mengingat musim hujan akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.

"Hujan belum berhenti, kemungkinan sampai Desember, bahkan Januari masih akan turun hujan. Harus ada sistem peringatan dini yang dibangun, minimal ada petugas yang memantau keadaan di atas (hulu sungai) untuk kemudian diinformasikan ke posko," katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu Agung Sedayu memaparkan bahwa tujuh alat berat, tujuh dump truck, dan dua truk tangki sudah dikerahkan untuk mempercepat penanganan dampak banjir bandang di Kota Batu.

Menurut data BPBD Kota Batu, hingga Jumat (5/11) pukul 11.00 WIB banjir bandang telah menyebabkan enam orang meninggal dunia dan memaksa 142 warga mengungsi.

"Kerugian tercatat oleh kami ada 17 unit rumah rusak, 28 unit motor rusak, empat unit mobil rusak, delapan hewan ternak hilang," kata Agung.

BPBD Batu

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Jawa Timur mulai melakukan pendataan kerusakan akibat banjir bandang yang melanda wilayah tersebut pada Kamis (4/11), sekitar pukul 14.00 WIB.

Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso di Kota Batu, Jumat, mengatakan setidaknya ada 22 rumah yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang yang terjadi di enam titik di wilayah kota apel tersebut.

“Ada kerusakan kerugian rumah dan benda sebanyak 22 unit,” kata Punjul, yang juga Ketua Tim Tanggap Darurat Banjir Bandang Kota Batu.

Baca juga: Pemkab Jembrana segera perbaiki jembatan putus diterjang banjir

Punjul menjelaskan selain kerusakan puluhan rumah tersebut, banjir bandang yang menyebabkan enam orang meninggal dunia tersebut, juga merusak sejumlah kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.

Ia mengatakan tercatat ada 28 unit kendaraan bermotor roda dua yang rusak dan empat unit kendaraan roda empat. Data tersebut merupakan data sementara yang dikeluarkan oleh BPBD Kota Batu hingga Jumat (5/11).

“Selain itu, juga ada ternak milik warga yang hanyut terbawa aliran air yang deras. Sedikitnya tiga ekor sapi dan lima ekor kambing hanyut,” katanya.

Dampak banjir bandang di Kota Batu tersebut, kata Punjul, juga menyebabkan 142 orang di lima wilayah harus mengungsi. Namun, untuk saat ini ratusan warga tersebut mengungsi di rumah keluarga atau di rumah tetangga terdekat, bukan di tempat pengungsian.

“Sementara ada sepuluh warga yang mengungsi di Balai Kesenian Desa Bulukerto. Untuk nilai kerugian, belum kami hitung, karena tim lapangan masih terus melakukan pendataan,” ujarnya.

Dalam upaya untuk melakukan percepatan penanganan dampak banjir bandang tersebut, wilayah Kota Batu saat ini ditetapkan sebagai wilayah tanggap darurat selama dua pekan ke depan. Pemkot Batu juga telah membentuk tim untuk penanganan pascabanjir bandang.



Ia menambahkan penyebab banjir bandang yang berdampak pada enam wilayah di Kota Batu tersebut, saat ini masih dalam kajian mendalam.

“Berdasarkan informasi dari gubernur, penyebab banjir bandang masih dipelajari. Sebab, curah hujan di Kota Batu sebenarnya tidak terlalu besar. Tetapi, ada indikasi lain di wilayah hulu menjadi penyebab banjir bandang, yang perlu kajian lebih mendalam," katanya.

Berdasarkan data BPBD Kota Batu, tercatat enam orang dilaporkan meninggal dunia akibat banjir bandang yang terjadi pada enam wilayah di Kota Batu tersebut. Ada tiga korban yang masih belum ditemukan dan dalam pencarian. Sementara untuk warga yang ditemukan dalam kondisi selamat, tercatat ada enam orang.

Saat ini, lanjutnya, BPBD Kota Batu bersama tim terus melakukan pencarian korban, termasuk melakukan pendataan kebutuhan darurat terkait logistik dan obat-obatan. Kemudian, melakukan pembersihan material dan melakukan sejumlah perbaikan.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021