Pekanbaru (Antara Bali) - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat menyatakan kualitas perawat asal Indonesia lebih unggul dibandingkan dengan perawat asal Filipina.
"Perawat asal Indonesia dengan Filipina ini banyak bekerja di sejumlah rumah sakit dan rumah perawatan pasien jompo di Jepang," kata Jamhur di Pekanbaru, Riau, Senin, di sela acara Safari Ramadhan bersama rombongan BNP2TKI.
Dia menjelaskan bahwa dalam hasil ujian nasional yang diumumkan pemerintah Jepang pada 26 Maret 2012 setelah mereka bekerja minimal satu tahun di negeri itu, tenaga kerja Indonesia (TKI) perawat yang lulus sebanyak 69 orang terdiri atas 34 "nurse/kangoshi" dan 35 "careworker/kaigofukushishi" sedangkan asal Filipina yang lulus hanya 13 orang.
Untuk diketahui pula, demikian Jamhur, dalam dua tahun berturut-turut Indonesia juga mengalahkan Filipina sehingga dapat dipastikan Indonesia berada pada level di atas Filipina untuk bidang keperawatan.
Jumhur menjelaskan bahwa pada tahun 2010 perawat asal Indonesia yang lulus ujian nasional dua orang sedangkan asal Filipina satu orang, sementara di tahun 2011, perawat asal Indonesia yang lulus ada sebanyak 15 orang sedangkan asal Filipina kembali hanya satu orang.
Untuk itu, menurut dia, penempatan TKI perawat ke Jepang menjadi sebuah program kerja sama antarpemerintah (G to G) melalui program Indonesia-Jepang Economic Partnership (IJEPA) yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang saat itu Shinzo Abe di Tokyo pada November 2006.
BNP2TKI atas nama pemerintah Indonesia menindaklanjuti nota kesepahaman itu dengan Japan International Corporation of Welfare Services (JICWELS) yang mewakili pemerintah Jepang di Jakarta pada Mei 2008. Melalui penandatanganan nota kesepahaman itu, BNP2TKI diminta menyiapkan 1.000 perawat yang akan dipekerjakan di Jepang.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Perawat asal Indonesia dengan Filipina ini banyak bekerja di sejumlah rumah sakit dan rumah perawatan pasien jompo di Jepang," kata Jamhur di Pekanbaru, Riau, Senin, di sela acara Safari Ramadhan bersama rombongan BNP2TKI.
Dia menjelaskan bahwa dalam hasil ujian nasional yang diumumkan pemerintah Jepang pada 26 Maret 2012 setelah mereka bekerja minimal satu tahun di negeri itu, tenaga kerja Indonesia (TKI) perawat yang lulus sebanyak 69 orang terdiri atas 34 "nurse/kangoshi" dan 35 "careworker/kaigofukushishi" sedangkan asal Filipina yang lulus hanya 13 orang.
Untuk diketahui pula, demikian Jamhur, dalam dua tahun berturut-turut Indonesia juga mengalahkan Filipina sehingga dapat dipastikan Indonesia berada pada level di atas Filipina untuk bidang keperawatan.
Jumhur menjelaskan bahwa pada tahun 2010 perawat asal Indonesia yang lulus ujian nasional dua orang sedangkan asal Filipina satu orang, sementara di tahun 2011, perawat asal Indonesia yang lulus ada sebanyak 15 orang sedangkan asal Filipina kembali hanya satu orang.
Untuk itu, menurut dia, penempatan TKI perawat ke Jepang menjadi sebuah program kerja sama antarpemerintah (G to G) melalui program Indonesia-Jepang Economic Partnership (IJEPA) yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang saat itu Shinzo Abe di Tokyo pada November 2006.
BNP2TKI atas nama pemerintah Indonesia menindaklanjuti nota kesepahaman itu dengan Japan International Corporation of Welfare Services (JICWELS) yang mewakili pemerintah Jepang di Jakarta pada Mei 2008. Melalui penandatanganan nota kesepahaman itu, BNP2TKI diminta menyiapkan 1.000 perawat yang akan dipekerjakan di Jepang.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012