Denpasar (Antara Bali) - Pengamat ekonomi Dr I Gusti Wayan Murjana Yasa menilai Bali memerlukan jejaring yang dapat memayungi keberadaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Pertumbuhan ekonomi kita memang tinggi, namun dalam kenyataannya kontribusi dari UMKM masih sangat rendah dibandingkan usaha-usaha besar," katanya di Denpasar, Minggu.
Namun, ketika tingkat kemiskinan masih tinggi, khususnya di perdesaan, setengah pengangguran juga meningkat. Itu kata dia, menunjukkan peran UMKM untuk menunjang pertumbuhan belum memadai padahal UMKM basis utamanya sebagian besar di desa.
Oleh karena itu, ucap Murjana Yasa, jika mengembangkan ekonomi kerakyatan, maka UMKM sebagai basis penunjang secara riil harus mendapat perhatian melalui jejaring UMKM.
"Selama ini memang sudah ada upaya, tetapi masih parsial-parsial. Yang paling penting adalah aspek pemasaran, jangan ajak berpikir usaha kecil bisa mendapatkan akses pasar dan teknologi sendiri, ini sangat sulit. Dengan adanya jejaring bisa dalam bentuk koperasi ataupun usaha tertentu, maka bisa memayungi kepentingan mereka," ucapnya.
Ia menambahkan, ketika produk UMKM masuk "pasar", maka yang masuk adalah payung dalam bentuk jejaring itu, bukan langsung pengusaha UMKM. Jejaring ini kemudian yang menjadi jembatan adopsi teknologi dan pengembangan proses produksi.
Murjana mengatakan bahwa sesungguhnya kebutuhan Bali untuk produk tertentu lumayan banyaknya. "Lihat saja untuk usaha tani perikanan, lele dan gurami luar biasa besar kebutuhannya setiap hari, tetapi pasokannya dari luar. Apakah potensi Bali tidak potensial untuk itu? Daerah kita berpotensi, tetapi alur jejaringnya yang tidak punya," ujarnya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Pertumbuhan ekonomi kita memang tinggi, namun dalam kenyataannya kontribusi dari UMKM masih sangat rendah dibandingkan usaha-usaha besar," katanya di Denpasar, Minggu.
Namun, ketika tingkat kemiskinan masih tinggi, khususnya di perdesaan, setengah pengangguran juga meningkat. Itu kata dia, menunjukkan peran UMKM untuk menunjang pertumbuhan belum memadai padahal UMKM basis utamanya sebagian besar di desa.
Oleh karena itu, ucap Murjana Yasa, jika mengembangkan ekonomi kerakyatan, maka UMKM sebagai basis penunjang secara riil harus mendapat perhatian melalui jejaring UMKM.
"Selama ini memang sudah ada upaya, tetapi masih parsial-parsial. Yang paling penting adalah aspek pemasaran, jangan ajak berpikir usaha kecil bisa mendapatkan akses pasar dan teknologi sendiri, ini sangat sulit. Dengan adanya jejaring bisa dalam bentuk koperasi ataupun usaha tertentu, maka bisa memayungi kepentingan mereka," ucapnya.
Ia menambahkan, ketika produk UMKM masuk "pasar", maka yang masuk adalah payung dalam bentuk jejaring itu, bukan langsung pengusaha UMKM. Jejaring ini kemudian yang menjadi jembatan adopsi teknologi dan pengembangan proses produksi.
Murjana mengatakan bahwa sesungguhnya kebutuhan Bali untuk produk tertentu lumayan banyaknya. "Lihat saja untuk usaha tani perikanan, lele dan gurami luar biasa besar kebutuhannya setiap hari, tetapi pasokannya dari luar. Apakah potensi Bali tidak potensial untuk itu? Daerah kita berpotensi, tetapi alur jejaringnya yang tidak punya," ujarnya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012