Kerobokan (Antara Bali) - Jamaah shalat tarawih di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Denpasar di Kerobokan, Kabupaten Badung, Sabtu malam, diikuti 220 narapidana.
    
Sebelum tarawih dimulai, para narapidana beragama Islam itu mendapatkan siraman rohani dari ustaz yang secara khusus didatangkan oleh pihak Lapas.
    
Mereka berkumpul di masjid kompleks penjara terbesar di Pulau Dewata itu mulai pukul 19.00 Wita atau 30 menit sebelum azan isya dikumandangkan.
    
"Selama bulan puasa kami diberi waktu dua jam untuk melaksanakan tarawih dan mendengarkan pengajian di dalam masjid. Setelah pukul sembilan malam kami kembali ke sel masing-masing," kata Ali Ichwan Harahap selaku takmir masjid Lapas Kerobokan yang setiap hari mendata peserta jamaah tarawih.
    
Para narapidana yang mengikuti tarawih itu kebanyakan penghuni Blok E, Blok I, dan Blok G. Ketiga blok itu lebih banyak dihuni narapidana muslim.
    
"Sambil menunggu ustaz datang, biasanya kami dahului dengan shalat jamaah isya," kata terpidana kasus penyalahgunaan narkoba yang sehari-hari bertindak sebagai imam shalat maktubah itu.
    
Staf Pembinaan Kemasyarakat Islam Lapas Kerobokan, Widodo, mengatakan, kegiatan tersebut sudah menjadi rutinitas bagi narapidana yang beragama Islam.
    
"Kami hanya memfasilitasi rutinitas mereka. Selama bulan puasa pula kami mengizinkan narapidana membawa alat penghangat makanan untuk sahur," katanya.

Saat memberikan siraman rohani, Ustaz H Akhmad Bar'as dari Monang-Maning, Denpasar, berharap para narapidana bersabar dalam menjalani masa hukumannya di dalam penjara.
    
"Berada di dalam penjara ini, bukan berarti Anda orang yang bersalah. Masih banyak orang di luar sana yang bersalah, tapi tidak tersentuh hukum," katanya.(M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012