Warga tiga desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, terisolasi akibat satu-satunya jalur darat yang menghubungkan wilayah mereka menuju Kota Bangli tertimbun material longsor sebagai dampak gempa bumi bermagnitudo 4,8 pada Sabtu dini hari.

Tiga desa tersebut adalah Desa Trunyan, Desa Abangsongan dan Desa Abang Batudinding yang dihuni oleh ratusan kepala keluarga (KK).

"Transportasi warga saat ini tidak bisa melalui darat karena memang berdasarkan pengamatan kami ada empat titik longsoran dari Bukit Abang yang menutup jalur dari Desa Abang Batu Dinding sampai ke Desa Trunyan dengan material yang cukup banyak seperti pasir dan batuan besar," ujar Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, Ketut Agus Sutapa di Bangli.

Baca juga: BPBD Bali: Empat warga Trunyan-Bangli tertimbun akibat gempa

Ia mengatakan hingga Sabtu sore akses jalan belum dapat dibuka karena sejumlah kendala yaitu cuaca yang kurang mendukung serta kondisi tanah yang masih labil sehingga dapat membahayakan keselamatan tim yang akan membersihkan material longsor.

"Tadi saya sudah di lokasi bersama teman-teman untuk melakukan pembersihan jalur, namun tiba-tiba ada material dan bongkahan batu besar dari atas sehingga personel dan alat berat yang sudah disiapkan tidak dapat melanjutkan pembersihan," katanya.

Selama jalur darat tertutup longsor, warga tiga desa yang terisolir apabila akan melakukan aktivitas dan bepergian menuju Kota Bangli, dapat menggunakan moda transportasi air melalui Danau Batur.

"Mudah-mudahan, besok pagi kondisi cuaca dan tanah sudah stabil sehingga kami bisa bekerja secara maksimal dan jalur yang tertutup material longsor bisa kembali dilalui oleh masyarakat," ungkap Ketut Agus Sutapa.

Pada peristiwa gempa bumi magnitudo 4,8  yang terjadi di darat pada jarak delapan kilometer barat laut Karangasem dengan kedalaman 10 km pada Sabtu (16/10) pukul 04.18 Wita itu, sebanyak dua orang warga di Desa Trunyan, Bangli meninggal dunia akibat tertimbun material longsor dampak terjadinya gempa.

Baca juga: BPBD Bali: Tiga warga meninggal dunia dan tujuh patah tulang akibat gempa magnitudo 4,8

Selain itu, menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali juga terdapat satu orang korban meninggal dunia dari wilayah Kabupaten Karangasem.

Ketut Agus Sutapa menambahkan, meskipun hingga Sabtu petang di wilayah Kintamani sudah tidak dirasakan adanya gempa-gempa susulan, namun pihaknya meminta seluruh masyarakat agar tetap waspada.

"Kami imbau masyarakat agar tetap selalu waspada terhadap seluruh potensi bencana, tidak hanya gempa bumi namun bencana lainnya juga. Secara operasi, kami juga tidak mengungsikan warga secara terpusat di lokasi pengungsian karena setelah terjadi gempa tadi pagi mereka melakukan evakuasi secara mandiri di tempat-tempat yang lebih aman," ujarnya.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021