Sepuluh titik jalan nasional Denpasar-Gilimanuk yang masuk wilayah Kabupaten Jembrana, Bali rawan banjir sehingga perlu perhatian khusus.

Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, saat bertemu Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional di Denpasar, Jumat.

"Dari pengamatan dan inventarisir yang kami lakukan ada sepuluh titik jalan nasional yang rawan tergenang banjir," katanya.

Menurut dia, sepuluh titik atau lokasi itu antara lain yang masuk wilayah Desa Tukadaya di Kecamatan Melaya, Desa Kaliakah di Kecamatan Negara, Kelurahan Tegalcangkring dan Desa Penyaringan di Kecamatan Mendoyo serta Desa Medewi di Kecamatan Pekutatan.

Ia mengatakan, hampir setiap hujan lebat lokasi tersebut digenangi air banjir, sehingga mengganggu bahkan membahayakan pengguna jalan yang menghubungkan Denpasar-Jembrana tersebut.

Selain curah hujan yang tinggi serta pengaruh pasang air laut, ia mengungkapkan, saluran pembuangan air juga tidak seimbang antara di hulu dan hilir.

"Saluran aliran air besar di hulu besar tapi di hilir mengecil. Hal itu membuat aliran air kurang lancar," katanya.

Kepada Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional ia minta untuk menyelesaikan persoalan dari hulu hingga hilir, dengan harapan bisa mulai dikerjakan tahun 2022 nanti.

Ia juga menegaskan, Pemkab Jembrana siap mendukung program penanggulangan banjir, namun sesuai dengan wewenang masing-masing.

"Penanganan banjir ini perlu sinergi antara pemerintah kabupaten, provinsi, serta balai jalan dan wilayah sungai. Dengan sinergi itu, secara bertahap banjir bisa diatasi," katanya.

Kepala Satuan Kerja Jalan Nasional Provinsi Bali Anak Agung Gede Sanjaya yang menerima Patrian Krisna mengatakan, untuk mengatasi banjir perlu normalisasi saluran irigasi, pengendalian pintu air serta menyesuaikan dimensi sungai antara hulu an hilir.

Menurut dia, secara bertahap harus dilakukan pengangkatan dan pembersihan sedimentasi di sungai, agar aliran air lancar sampai ke laut.

Ia juga menyatakan sepakat dengan wakil bupati Jembrana, untuk melakukan sinergi antara pemerintah kabupaten dan provinsi, sehingga persoalan banjir yang terjadi setiap musim hujan bisa cepat diatasi.

Sedangkan Kepala PPK 1.2 Provinsi Bali A.A Yoni Sathia Puspadewi mengatakan, pihaknya sudah melakukan investigasi penyebab banjir di Kabupaten Jembrana.

Menurutnya, banjir disebabkan beberapa faktor seperti curah hujan yang tinggi serta debit air yang terlalu besar dari hulu sungai.

"Selain itu ada gorong-gorong di bawah jalan nasional dalam kondisi tertutup, sehingga air tersumbat dan meluap ke jalan raya," katanya.

Ia mengungkapkan, dari investigasi yang dilakukan, pada kilometer 83+800 sampai dengna kilometer 83+950 ditemukan pintu air yang tertutup sampah.

Pihaknya juga menemukan sidementasi atau pendangkalan pada bagian hilir gorong-gorong, sehingga air dengan mudah meluap.***1***

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021