Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan kerja sama antardaerah (KAD) menjadi solusi efektif bagi pemerintah daerah untuk mengendalikan ketersediaan pasokan bahan pangan saat berlimpah ataupun defisit.
"Dengan demikian, dapat meminimalkan risiko terjadinya fluktuasi harga yang signifikan akibat stok yang berlimpah maupun defisit," kata Trisno Nugroho di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, KAD tidak hanya menguntungkan dari sisi konsumen saja, tetapi juga sisi produsen khususnya petani dan peternak.
"Kepastian pasar dan kestabilan harga jual akan meningkatkan motivasi petani. Di samping membantu meningkatkan produktivitas petani dan nelayan, sehingga memperkuat sektor UMKM untuk bertahan dan naik kelas," ujar Trisno.
Baca juga: BI Bali: Lakukan B2B dan G2G guna turunkan inflasi di Buleleng
Oleh karena itu, pihaknya menyampaikan apresiasi dengan telah dilaksanakan penandatangan kesepakatan bersama antara Pemerintah Kabupaten Bangli, Provinsi Bali dengan Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB pada Rabu (22/9).
Kemudian juga penandatanganan kerja sama Kabupaten Bangli dengan Kabupaten Tabanan perihal "Kerja Sama Distribusi dan Pemasaran Pangan, serta Pengembangan Potensi Daerah".
Kerja sama yang dibentuk antara ketiga daerah ini meliputi komoditas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Bank Indonesia, lanjut dia, berkomitmen untuk terus mendorong terjalinnya KAD, baik di tingkat provinsi, maupun kabupaten/kota dimulai dengan skema Government-to-Government (G2G) dan dilanjutkan Business-to-Business (B2B) guna menyalurkan komoditas pangan yang surplus dan memperoleh komoditas pangan yang defisit.
Baca juga: BI Bali dorong TPID Klungkung percepat inovasi pangan dan digitalisasi
Sementara itu, Bpati Bangli Sang Nyoman Sedana Artha mengatakan tujuan dari kerja sama antardaerah ini diantaranya untuk memenuhi 4 aspek utama program pengendalian inflasi yang meliputi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif
"Selain itu untuk meningkatkan potensi komoditas unggulan masing-masing daerah demi kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Kolaborasi dan "networking", menurut dia, menjadi kunci keberhasilan pembangunan sehingga diharapkan Kabupaten Tabanan dan Lombok barat dapat memenuhi kebutuhan Kabupaten Bangli yang masih defisit dan begitu pula sebaliknya.
Baca juga: BI Bali dorong digitalisasi UMKM Denpasar dari hulu ke hilir
Sebelumnya, Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid menyatakan akan mengarahkan masing-masing OPD di Kabupaten Lombok Barat menindaklanjuti kesepakatan bersama yang telah ditandatangani.
Pihaknya mengharapkan tidak hanya produk pertanian pascapanen saja yang dikerjasamakan, tetapi juga produk hasil olahannya sehingga hal ini menjadi nilai tambah sendiri untuk petani di masing-masing daerah.
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menyampaikan terima kasih kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali yang telah memfasilitasi terjalinnya KAD antara Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Bangli.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Dengan demikian, dapat meminimalkan risiko terjadinya fluktuasi harga yang signifikan akibat stok yang berlimpah maupun defisit," kata Trisno Nugroho di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, KAD tidak hanya menguntungkan dari sisi konsumen saja, tetapi juga sisi produsen khususnya petani dan peternak.
"Kepastian pasar dan kestabilan harga jual akan meningkatkan motivasi petani. Di samping membantu meningkatkan produktivitas petani dan nelayan, sehingga memperkuat sektor UMKM untuk bertahan dan naik kelas," ujar Trisno.
Baca juga: BI Bali: Lakukan B2B dan G2G guna turunkan inflasi di Buleleng
Oleh karena itu, pihaknya menyampaikan apresiasi dengan telah dilaksanakan penandatangan kesepakatan bersama antara Pemerintah Kabupaten Bangli, Provinsi Bali dengan Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB pada Rabu (22/9).
Kemudian juga penandatanganan kerja sama Kabupaten Bangli dengan Kabupaten Tabanan perihal "Kerja Sama Distribusi dan Pemasaran Pangan, serta Pengembangan Potensi Daerah".
Kerja sama yang dibentuk antara ketiga daerah ini meliputi komoditas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Bank Indonesia, lanjut dia, berkomitmen untuk terus mendorong terjalinnya KAD, baik di tingkat provinsi, maupun kabupaten/kota dimulai dengan skema Government-to-Government (G2G) dan dilanjutkan Business-to-Business (B2B) guna menyalurkan komoditas pangan yang surplus dan memperoleh komoditas pangan yang defisit.
Baca juga: BI Bali dorong TPID Klungkung percepat inovasi pangan dan digitalisasi
Sementara itu, Bpati Bangli Sang Nyoman Sedana Artha mengatakan tujuan dari kerja sama antardaerah ini diantaranya untuk memenuhi 4 aspek utama program pengendalian inflasi yang meliputi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif
"Selain itu untuk meningkatkan potensi komoditas unggulan masing-masing daerah demi kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Kolaborasi dan "networking", menurut dia, menjadi kunci keberhasilan pembangunan sehingga diharapkan Kabupaten Tabanan dan Lombok barat dapat memenuhi kebutuhan Kabupaten Bangli yang masih defisit dan begitu pula sebaliknya.
Baca juga: BI Bali dorong digitalisasi UMKM Denpasar dari hulu ke hilir
Sebelumnya, Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid menyatakan akan mengarahkan masing-masing OPD di Kabupaten Lombok Barat menindaklanjuti kesepakatan bersama yang telah ditandatangani.
Pihaknya mengharapkan tidak hanya produk pertanian pascapanen saja yang dikerjasamakan, tetapi juga produk hasil olahannya sehingga hal ini menjadi nilai tambah sendiri untuk petani di masing-masing daerah.
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menyampaikan terima kasih kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali yang telah memfasilitasi terjalinnya KAD antara Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Bangli.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021