Pekalongan (Antara Bali) - Permintaan busana muslim, termasuk perlengkapan kerudung di sejumlah pasar tradisional Kota Pekalongan, Jawa Tengah, pada sepekan terakhir ini berkisar 40--50 kodi, naik 50 persen dibanding hari-hari sebelumnya antara 20--25 kodi.
Uni Desi, pedagang busana muslim di Pasar Banjarsari Kota Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa meningkatnya permintaan busana muslim dan kerudung itu mengakibatkan harga kebutuhan sandang tersebut juga naik berkisar 20--30 persen.
"Meningkatnya permintaan warga terhadap busana muslim dan kerudung, biasa terjadi sepekan sebelum memasuki Ramadhan. Akibat meningkatnya permintaan ini juga berdampak naiknya harga kebutuhan sandang tersebut," katanya.
Menurut dia, harga kerudung model segitiga payet semula Rp40 ribu per potong naik menjadi Rp70 ribu/ potong, kerudung koin Rp20 ribu naik Rp30 ribu/ potong, kerudung paris Rp7.500,00 naik Rp10 ribu/ potong, dan gamis "Syahrini" semula Rp75 ribu naik menjadi Rp100 ribu/ potong.
Sementara Aromah, pedagang pakaian keliling, mengatakan bahwa kenaikan harga pakaian menjelang Ramadan sudah menjadi tradisi sehingga masyarakat tidak kaget lagi.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Uni Desi, pedagang busana muslim di Pasar Banjarsari Kota Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa meningkatnya permintaan busana muslim dan kerudung itu mengakibatkan harga kebutuhan sandang tersebut juga naik berkisar 20--30 persen.
"Meningkatnya permintaan warga terhadap busana muslim dan kerudung, biasa terjadi sepekan sebelum memasuki Ramadhan. Akibat meningkatnya permintaan ini juga berdampak naiknya harga kebutuhan sandang tersebut," katanya.
Menurut dia, harga kerudung model segitiga payet semula Rp40 ribu per potong naik menjadi Rp70 ribu/ potong, kerudung koin Rp20 ribu naik Rp30 ribu/ potong, kerudung paris Rp7.500,00 naik Rp10 ribu/ potong, dan gamis "Syahrini" semula Rp75 ribu naik menjadi Rp100 ribu/ potong.
Sementara Aromah, pedagang pakaian keliling, mengatakan bahwa kenaikan harga pakaian menjelang Ramadan sudah menjadi tradisi sehingga masyarakat tidak kaget lagi.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012