Jakarta (Antara Bali) - Hingga akhir tahun, bisnis hotel dan kondominium hotel (kondotel) terus meningkat dan sejumlah pengembang raksasa mulai membidik segmen "budget hotel" seperti PT Ciputra Property Tbk dan PT Intiland Development Tbk.

"Sekarang ini investor memilih kondotel dan 'budget hotel' karena 'break event point' (BEP)-nya lebih cepat, yakni berkisar lima hingga enam tahun. Untuk bisnis hotel, BEP-nya berkisar tujuh hingga delapan tahun, sedangkan untuk proses pembangunan hotel, terutama hotel bintang empat dan lima dengan kapasitas kamar 150-200 kamar, bisa memakan waktu satu hingga dua tahun," kata pengamat properti Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda di Jakarta, Senin.

Ali menuturkan, khusus untuk kondotel, para pengembang mulai banyak mengincar di kota tujuan wisata seperti Bandung.

"Pasar kondotel akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan bisnis dan ekonomi di Indonesia. Saat ini, rata-rata okupansi hotel di Kota Bandung mencapai 60 persen, sedangkan okupansi rata-rata hotel di Jawa Barat hanya 42 persen," paparnya.

Di kota kembang, hotel memiliki klasifikasi standar dunia untuk kelas bintang tiga, empat, dan lima berdasarkan persyaratan dan standar internasional. Ada 10 syarat teknis dan 10 syarat operasional untuk berdirinya suatu hotel.(IGT)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012