Yayasan Puri Kauhan Ubud mendorong kreativitas masyarakat dalam bersastra Bali khususnya pada masa pandemi COVID-19 melalui kegiatan penulisan kreasi karya sastra bertajuk "Sastra Saraswati Sewana".
"Ini cara kami untuk mendorong masyarakat tetap kreatif di masa pandemi dengan cara berkreasi sastra," ujar Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana saat Malam Puncak Sastra Saraswati Sewana di Ubud, Kabupaten Gianyar, Sabtu.
Ia mengatakan dalam kegiatan yang mengambil tajuk "Pemarisuddha Gering Agung" itu para peserta diminta untuk membuat refleksi terkait pandemi COVID-19 melalui karya sastra.
Baca juga: Ari Dwipayana: Geliat sastra Bali tetap hidup saat pandemi
Karya sastra Bali itu dibagi dalam kategori Sastra Klasik yaitu Geguritan, Kidung, Kakawin dan Satua Bali serta sastra modern berupa cerpen dan puisi berbahasa Bali.
"Sastra pada masa pandemi COVID-19 juga dapat digunakan sebagai pencatat jejak sejarah karena pandemi ini adalah peristiwa yang harapannya tidak terjadi lagi," katanya.
Ari Dwipayana yang juga merupakan Koordinator Staf Khusus Presiden itu menambahkan, kegiatan tersebut diharapkan melestarikan sastra Bali khususnya kepada generasi muda serta menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat peraturan daerah yang ada di Bali terkait dengan perlindungan dan penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali.
"Antusias pesertanya termasuk dari generasi muda sangat baik apabila dilihat dari jumlah karya yang masuk dari orang-orang yang masih berupaya untuk mengkreasi sastra di masa pandemi, itu luar biasa," ungkapnya.
Baca juga: Ari Dwipayana: Pandemi momentum untuk kreatif
Dalam sambutannya secara virtual, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengapresiasi penyelenggaraan "Sastra Saraswati Sewana" yang telah meningkatkan kreativitas masyarakat dalam bersastra.
"Ajang kreasi Sastra Saraswati Sewana ini diselenggarakan di masa pandemi. Namun, dapat membuat masyarakat lebih kreatif dan tetap produktif meskipun lebih banyak berada di dalam rumah," katanya.
Ia juga mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat Bali khususnya para generasi muda yang berpartisipasi dalam kegiatan penulisan kreasi karya sastra tersebut.
Baca juga: Pemprov: Pergub Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali tak bertentangan dengan UU
"Hal ini telah memberikan optimisme dan harapan yang sangat besar bahwa kebudayaan bali khususnya sastra Bali akan terus masih diminati dan sangat dicintai oleh masyarakat khususnya oleh kawula mudanya dan hal ini menandakan bahwa masih banyak peluang yang besar untuk dikembangkan," kata Muhadjir Effendy.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Ini cara kami untuk mendorong masyarakat tetap kreatif di masa pandemi dengan cara berkreasi sastra," ujar Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana saat Malam Puncak Sastra Saraswati Sewana di Ubud, Kabupaten Gianyar, Sabtu.
Ia mengatakan dalam kegiatan yang mengambil tajuk "Pemarisuddha Gering Agung" itu para peserta diminta untuk membuat refleksi terkait pandemi COVID-19 melalui karya sastra.
Baca juga: Ari Dwipayana: Geliat sastra Bali tetap hidup saat pandemi
Karya sastra Bali itu dibagi dalam kategori Sastra Klasik yaitu Geguritan, Kidung, Kakawin dan Satua Bali serta sastra modern berupa cerpen dan puisi berbahasa Bali.
"Sastra pada masa pandemi COVID-19 juga dapat digunakan sebagai pencatat jejak sejarah karena pandemi ini adalah peristiwa yang harapannya tidak terjadi lagi," katanya.
Ari Dwipayana yang juga merupakan Koordinator Staf Khusus Presiden itu menambahkan, kegiatan tersebut diharapkan melestarikan sastra Bali khususnya kepada generasi muda serta menjadi bagian dari upaya untuk memperkuat peraturan daerah yang ada di Bali terkait dengan perlindungan dan penggunaan bahasa, aksara dan sastra Bali.
"Antusias pesertanya termasuk dari generasi muda sangat baik apabila dilihat dari jumlah karya yang masuk dari orang-orang yang masih berupaya untuk mengkreasi sastra di masa pandemi, itu luar biasa," ungkapnya.
Baca juga: Ari Dwipayana: Pandemi momentum untuk kreatif
Dalam sambutannya secara virtual, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengapresiasi penyelenggaraan "Sastra Saraswati Sewana" yang telah meningkatkan kreativitas masyarakat dalam bersastra.
"Ajang kreasi Sastra Saraswati Sewana ini diselenggarakan di masa pandemi. Namun, dapat membuat masyarakat lebih kreatif dan tetap produktif meskipun lebih banyak berada di dalam rumah," katanya.
Ia juga mengapresiasi tingginya antusiasme masyarakat Bali khususnya para generasi muda yang berpartisipasi dalam kegiatan penulisan kreasi karya sastra tersebut.
Baca juga: Pemprov: Pergub Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali tak bertentangan dengan UU
"Hal ini telah memberikan optimisme dan harapan yang sangat besar bahwa kebudayaan bali khususnya sastra Bali akan terus masih diminati dan sangat dicintai oleh masyarakat khususnya oleh kawula mudanya dan hal ini menandakan bahwa masih banyak peluang yang besar untuk dikembangkan," kata Muhadjir Effendy.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021