Denpasar (Antara Bali) - Subsektor tanaman pangan yang meliputi padi dan palawija mempunyai peran yang cukup strategis dalam meningkatkan nilai tukar petani (NTP) Bali sebesar 0,54 persen dari 107,87 menjadi 108,56 persen.
Sektor tanaman pangan berperan menaikkan NTP sebesar 1,26 persen dari 94,89 menjadi 96,09 persen, kata kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, I Gede Suarsa di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, kenaikan yang cukup signifikan itu berkat kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,63 persen, lebih besar dibanding indeks yang dibayar petani sebesar 0,36 persen.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada subsektor tersebut meliputi gabah kering giling, kacang kedelai, kacang tanah, ketela rambat dan ketela pohon.
Gede Suarsa menambahkan, demikian pula subsektor hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,86 persen dari 150,16 persen menjadi 151,46 persen. NTP pada subsektor itu berkat kenaikan indeks yang diterima petani 1,22 persen, lebih besar dari pada kenaikan indeks yang dibayar petani 0,35 persen.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Sektor tanaman pangan berperan menaikkan NTP sebesar 1,26 persen dari 94,89 menjadi 96,09 persen, kata kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, I Gede Suarsa di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, kenaikan yang cukup signifikan itu berkat kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,63 persen, lebih besar dibanding indeks yang dibayar petani sebesar 0,36 persen.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada subsektor tersebut meliputi gabah kering giling, kacang kedelai, kacang tanah, ketela rambat dan ketela pohon.
Gede Suarsa menambahkan, demikian pula subsektor hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,86 persen dari 150,16 persen menjadi 151,46 persen. NTP pada subsektor itu berkat kenaikan indeks yang diterima petani 1,22 persen, lebih besar dari pada kenaikan indeks yang dibayar petani 0,35 persen.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012