Denpasar (Antara Bali) - Pengrajin Bali mampu memproduksi barang sesuai selera konsumen, dengan mengikuti mode masa kini, guna mendongkrak perolehan devisa walau kondisi pasar masih terdampak resesi ekonomi global.
Untuk bisa merambah pasar ekspor, masalah kualitas tetap menjadi perhatian pengrajin sehingga barang tetap baik hingga ke tangan konsumen, kata Made Sanggra, pengrajin kreatif dari Kabupaten Gianyar, Jumat.
Kualitas matadagangan bernilai seni karena dipadukan dengan muatan lokal tersebut juga mendapat perhatian, karena sebelum kayu dibentuk harus dijemur dan diasapi agar kandungan air berkurang, sehingga awet dan tidak berjamur.
Kayu setelah kering, baru dipahat atau dibentuk, kemudian sudah halus dicat dan barang seni itu memiliki harga jual seperti patung burung mulai dari Rp15 ribu untuk ukuran kecil hingga Rp200 ribu yang berukuran lebih besar.
Ia bersama rekannya di Tegalalang, Peliatan dan Sukawati bersaing memproduksi aneka kerajinan berbahan baku kayu dengan rancangan yang selalu mengikuti perkembangan zaman sehingga laku di pasaran luar negeri.(ADT/IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Untuk bisa merambah pasar ekspor, masalah kualitas tetap menjadi perhatian pengrajin sehingga barang tetap baik hingga ke tangan konsumen, kata Made Sanggra, pengrajin kreatif dari Kabupaten Gianyar, Jumat.
Kualitas matadagangan bernilai seni karena dipadukan dengan muatan lokal tersebut juga mendapat perhatian, karena sebelum kayu dibentuk harus dijemur dan diasapi agar kandungan air berkurang, sehingga awet dan tidak berjamur.
Kayu setelah kering, baru dipahat atau dibentuk, kemudian sudah halus dicat dan barang seni itu memiliki harga jual seperti patung burung mulai dari Rp15 ribu untuk ukuran kecil hingga Rp200 ribu yang berukuran lebih besar.
Ia bersama rekannya di Tegalalang, Peliatan dan Sukawati bersaing memproduksi aneka kerajinan berbahan baku kayu dengan rancangan yang selalu mengikuti perkembangan zaman sehingga laku di pasaran luar negeri.(ADT/IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012