Negara (Antara Bali) - Agar dapat bersaing di pasaran baik dalam maupun luar negeri, kemasan produksi tenun asal Kabupaten Jembrana harus diperbaiki.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementerian Koperasi Dan UKM, I Wayan Dipta saat menghadiri temu konsultasi kerajinan tenun di Jembrana, Senin.
"Tenun khas Kabupaten Jembrana masih bisa dikembangkan untuk menunjang pemasaran. Salah satunya dengan kemasan yang bagus," katanya.
Dipta mencontohkan songket dari Palembang yang mampu menembus pasaran di Jepang dan beberapa negara lainnya karena dikemas dengan menarik.
Menurut Dipta, untuk tenun tradisional, perajin tidak boleh terpaku pada pembuatan bahan untuk baju saja.
"Tapi bisa dikembangkan, misalnya dengan membuat produk tas dari tenun ini," ujarnya.
Di sisi lain Dipta juga melihat, untuk memajukan produk-produk tradisional diperlukan kerjasama antara pemerintah, akademisi dan pebisnis.
"Perajin jangan dibiarkan sendiri, pemerintah, akademisi dan pebisnis harus mendukungnya," katanya.
Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan menggunakan produksi tenun tradisional ini untuk baju aparat pemerintahan.
Dipta mengatakan, jika pegawai pemerintah bersedia menggunakan tenun ini, maka rakyat akan mengikutinya.
Terkait hal tersebut, Pemkab Jembrana sejak beberapa waktu lalu sudah menggunakan kain endek produk perajin sebagai seragam pegawainya.
"Meskipun masih bertahap karena produksi dari perajin yang sangat terbatas, tapi secara kontinyu nantinya seluruh pegawai Pemkab Jembrana seragam endeknya akan menggunakan produk lokal," kata Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan. (GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementerian Koperasi Dan UKM, I Wayan Dipta saat menghadiri temu konsultasi kerajinan tenun di Jembrana, Senin.
"Tenun khas Kabupaten Jembrana masih bisa dikembangkan untuk menunjang pemasaran. Salah satunya dengan kemasan yang bagus," katanya.
Dipta mencontohkan songket dari Palembang yang mampu menembus pasaran di Jepang dan beberapa negara lainnya karena dikemas dengan menarik.
Menurut Dipta, untuk tenun tradisional, perajin tidak boleh terpaku pada pembuatan bahan untuk baju saja.
"Tapi bisa dikembangkan, misalnya dengan membuat produk tas dari tenun ini," ujarnya.
Di sisi lain Dipta juga melihat, untuk memajukan produk-produk tradisional diperlukan kerjasama antara pemerintah, akademisi dan pebisnis.
"Perajin jangan dibiarkan sendiri, pemerintah, akademisi dan pebisnis harus mendukungnya," katanya.
Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan menggunakan produksi tenun tradisional ini untuk baju aparat pemerintahan.
Dipta mengatakan, jika pegawai pemerintah bersedia menggunakan tenun ini, maka rakyat akan mengikutinya.
Terkait hal tersebut, Pemkab Jembrana sejak beberapa waktu lalu sudah menggunakan kain endek produk perajin sebagai seragam pegawainya.
"Meskipun masih bertahap karena produksi dari perajin yang sangat terbatas, tapi secara kontinyu nantinya seluruh pegawai Pemkab Jembrana seragam endeknya akan menggunakan produk lokal," kata Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan. (GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012