Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menginstruksikan warga Nahdliyin (sebutanwarga NU) ikut aktif menjaga stabilitas sosial politik di tengah pandemi COVID-19 yang masih terjadi sampai saat ini.
"Sehingga Jatim bisa bergerak dengan tenang menuju hal yang lebih baik," ujar Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Iskandar, ketika dihubungi wartawan dari Surabaya, Selasa.
Pihaknya mengimbau pengurus maupun kader NU untuk tidak turut serta dalam kegaduhan yang justru kontraproduktif.
Selain itu, sehubungan dengan dinamika sosial politik yang terjadi dalam kaitannya dengan pelaksanaan tata kelola penanganan pandemi COVID-19 di Jatim, PWNU mengeluarkan instruksi melalui Surat PWNU Jatim bernomor: 933/PW/A-II/L/V/2021 tentang Instruksi Tenang dan Waspada Sosial Politik Pandemi COVID-19 tertanggal 25 Mei 2021.
Baca juga: NU Jatim: Hukum vaksinasi adalah wajib
Surat tersebut ditandatangani Rais Syuriah PWNU KH Anwar Manshur, Katib PWNU Jatim KH Syafrudin Syarif, Ketua PWNU Jatim KH Marzuqi Mustamar serta Sekretaris PWNU Jatim Prof Akhmad Muzakki.
Kiai Anwar Iskandar membenarkan surat tersebut juga menyikapi gaduh politik terkini terkait polemik acara ulang tahun Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, beban Jatim saat ini sudah berat karena COVID-19, sehingga masyarakat harus ikut menjaga persatuan dan kesatuan untuk bersama-sama menangani pandemi, sekaligus membangkitkan ekonomi di wilayah setempat.
"Surat ditujukan khusus kepada pengurus, kader dan warga NU agar bisa mengambil peran besar dalam menjaga stabilitas di Jatim," ucap Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien, Ngasinan, Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri, tersebut.
Baca juga: Said Aqil: NU terus bersama rakyat kecil dan miskin
Sementara itu, pada surat yang dikeluarkan PWNU berisi empat instruksi, yakni pertama tetap menjaga ketenangan dan kedamaian di lingkungan masing-masing dari upaya provokasi pihak manapun yang berorientasi untuk menimbulkan kegaduhan sosial politik.
Kemudian, selalu memperkuat ukhuwah nahdliyah antarsesama warga atau kader NU di semua jajaran dan posisi di tengah masyarakat, demi terciptanya persatuan dan kesatuan nahdliyin.
Lalu, senantiasa mengedepankan prinsip dan praktik tabayyun dalam menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan kapasitas dan kompetensinya demi terciptanya kebijakan bersama.
Terakhir, terus melakukan gerakan batiniyah spiritual seraya mematuhi protokol kesehatan guna memohon kepada Allah SWT untuk segera diangkatnya wabah COVID-19 di wilayah itu dan terjaganya kondusivitas sosial politik di dalamnya dalam upaya membangun Jawa Timur yang lebih baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Sehingga Jatim bisa bergerak dengan tenang menuju hal yang lebih baik," ujar Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Iskandar, ketika dihubungi wartawan dari Surabaya, Selasa.
Pihaknya mengimbau pengurus maupun kader NU untuk tidak turut serta dalam kegaduhan yang justru kontraproduktif.
Selain itu, sehubungan dengan dinamika sosial politik yang terjadi dalam kaitannya dengan pelaksanaan tata kelola penanganan pandemi COVID-19 di Jatim, PWNU mengeluarkan instruksi melalui Surat PWNU Jatim bernomor: 933/PW/A-II/L/V/2021 tentang Instruksi Tenang dan Waspada Sosial Politik Pandemi COVID-19 tertanggal 25 Mei 2021.
Baca juga: NU Jatim: Hukum vaksinasi adalah wajib
Surat tersebut ditandatangani Rais Syuriah PWNU KH Anwar Manshur, Katib PWNU Jatim KH Syafrudin Syarif, Ketua PWNU Jatim KH Marzuqi Mustamar serta Sekretaris PWNU Jatim Prof Akhmad Muzakki.
Kiai Anwar Iskandar membenarkan surat tersebut juga menyikapi gaduh politik terkini terkait polemik acara ulang tahun Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, beban Jatim saat ini sudah berat karena COVID-19, sehingga masyarakat harus ikut menjaga persatuan dan kesatuan untuk bersama-sama menangani pandemi, sekaligus membangkitkan ekonomi di wilayah setempat.
"Surat ditujukan khusus kepada pengurus, kader dan warga NU agar bisa mengambil peran besar dalam menjaga stabilitas di Jatim," ucap Pengasuh Pondok Pesantren Al Amien, Ngasinan, Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri, tersebut.
Baca juga: Said Aqil: NU terus bersama rakyat kecil dan miskin
Sementara itu, pada surat yang dikeluarkan PWNU berisi empat instruksi, yakni pertama tetap menjaga ketenangan dan kedamaian di lingkungan masing-masing dari upaya provokasi pihak manapun yang berorientasi untuk menimbulkan kegaduhan sosial politik.
Kemudian, selalu memperkuat ukhuwah nahdliyah antarsesama warga atau kader NU di semua jajaran dan posisi di tengah masyarakat, demi terciptanya persatuan dan kesatuan nahdliyin.
Lalu, senantiasa mengedepankan prinsip dan praktik tabayyun dalam menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan kapasitas dan kompetensinya demi terciptanya kebijakan bersama.
Terakhir, terus melakukan gerakan batiniyah spiritual seraya mematuhi protokol kesehatan guna memohon kepada Allah SWT untuk segera diangkatnya wabah COVID-19 di wilayah itu dan terjaganya kondusivitas sosial politik di dalamnya dalam upaya membangun Jawa Timur yang lebih baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021