Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap semua orang mendapatkan akses vaksinasi dan dalam prosesnya jangan sampai ada komersialisasi yang bakal memberatkan masyarakat.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, LaNyalla mengatakan saat sesuatu menjadi kebutuhan mendesak, acapkali ada yang memanfaatkannya untuk kepentingan bisnis, situasi inilah yang mesti diantisipasi.

"Contohnya, bisnis PCR yang sudah memberatkan masyarakat," kata LaNyalla.

Baca juga: 60 persen pekerja pariwisata The Nusa Dua-Bali telah divaksin COVID-19

LaNyalla mengingatkan kepada semua pihak agar tak bermain-main dalam program vaksinasi dalam rangka menciptakan kekebalan tubuh kelompok di masa pandemi COVID-19.

"Masyarakat jangan disuguhi drama keributan mengenai vaksin agar semua berjalan kondusif," kata dia.

Mantan Ketua Kadin Jatim itu juga mendorong agar data penerima vaksin transparan. Sebab, ada masyarakat yang mengadu karena terdaftar di dua instansi berbeda.

"Masyarakat masih kebingungan dengan data vaksinasi, sebab yang mengadukan terdaftar di dua instansi. Misalnya, di tingkat RT didaftarkan, di kantor juga didaftarkan," ucapnya.

Baca juga: 750 sopir taksi ikuti vaksinasi "drive thru" Polda-Dinkes Bali

LaNyalla meminta agar data tersebut disinkronkan secara transparan agar mereka yang berhak menerima vaksin bisa mendapatkannya.

"Jangan sampai ada dobel penerima vaksin yang pada akhirnya banyak kelebihan sisa. Tentu hal tersebut menjadi potensi untuk disalahgunakan, utamanya dalam bisnis vaksin," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah telah merancang peta jalan pemberian vaksin COVID-19, dimana masyarakat dan pelaku ekonomi lainnya masuk dalam pemberian vaksin tahap ketiga setelah pekerja sektor publik dan masyarakat lanjut usia.
 

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021