Negara (Antara Bali) - Lahan pertanian di Kabupaten Jembrana terancam kekeringan karena debit air di bendungan-bendungan irigasi di wilayah barat Bali itu terus berkurang.
Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Peternakan Jembrana, Nengah Ribawa, Rabu mengatakan, debit air di bendungan merupakan indikator utama ketersediaan kebutuhan pokok pertanian.
"Sementara saat ini debit air di bendungan-bendungan yang mengaliri irigasi ke lahan pertanian terus menyusut," katanya.
Menurut Ribawa, debit air di bendungan yang terus mengecil ini tidak lepas dari kerusakan hutan yang kian parah sehingga menganggu penyimpanan air.
Berdasarkan data Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Peternakan Jembrana, di kabupaten ini ada 2 bendungan besar yaitu Palasari dan Benel serta 35 bendungan kecil.
Ribawa khawatir, jika debit air di bendungan terus mengecil dan lahan pertanian kekeringan akan berdampak pada produksi beras di daerah ini. (GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Kepala Bidang Sarana Dan Prasarana Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Peternakan Jembrana, Nengah Ribawa, Rabu mengatakan, debit air di bendungan merupakan indikator utama ketersediaan kebutuhan pokok pertanian.
"Sementara saat ini debit air di bendungan-bendungan yang mengaliri irigasi ke lahan pertanian terus menyusut," katanya.
Menurut Ribawa, debit air di bendungan yang terus mengecil ini tidak lepas dari kerusakan hutan yang kian parah sehingga menganggu penyimpanan air.
Berdasarkan data Dinas Pertanian, Perkebunan Dan Peternakan Jembrana, di kabupaten ini ada 2 bendungan besar yaitu Palasari dan Benel serta 35 bendungan kecil.
Ribawa khawatir, jika debit air di bendungan terus mengecil dan lahan pertanian kekeringan akan berdampak pada produksi beras di daerah ini. (GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012