Seminar (widyatula) serangkaian Bulan Bahasa Bali 2021 bertajuk "Sastra Penaweng Gering: Usadha Bali Pinaka Panepas Gering" mengungkap khasiat tanaman obat untuk meningkatkan imun atau kekebalan tubuh terhadap penyakit.

"Pengobatan tradisional (usada) Bali memiliki keunggulan bahan baku alami yang sebagian besarnya berupa tumbuhan, salah satunya adalah kesambi," kata peneliti manajemen kebijakan kesehatan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dr I Wayan Cahyadi Surya Distira dalam seminar virtual yang dipantau dari Denpasar, Senin..

Saat menjadi narasumber dalam seminar yang digelar secara daring itu, ia menjelaskan peran tanaman bernama latin Schleichera oleosa ini cukup penting dilihat dari tinjauan farmakologi dan imunologi.

Beberapa naskah usadha yang menjadi rujukannya, antara lain Cukildaki, Usada Dalem, Usada Ila, Usada Kecacar, Usada Kuda, Usada Rare, Usada Tiwang dan jurnal kesehatan mengenai kandungan kimiawi serta manfaat kesambi untuk daya tahan tubuh.

Dari hasil studi kepustakaan, kata Cahyadi, ditemukan bahwa kesambi memiliki banyak manfaat, seperti mengobati cacingan, jerawat, malaria, dan disentri.

"Kesambi memiliki kandungan kimiawi yang penting berupa flavonoid. Komponen flavonoid dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta dapat memodulasinya," ujarnya.

Selain itu, kesambi berkontribusi dalam memperkaya khasanah pengobatan tradisional Nusantara.

Narasumber lainya, Dr I Komang "Gases" Indra Wirawan, memaparkan materi tentang "Usada Toya; Air, Mantra dan Yoga sebagai Obat yang Utama".

Akademisi dari Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) ini menjelaskan secara detail tentang fungsi air sebagai obat mengatasi segala keluhan penyakit, terutama yang menyerang psikis.

Sebelum berfungsi sebagai media obat, menurut dia, air harus melewati proses penyucian lewat mantra dan yoga, sehingga berubah nama menjadi "Toya". Secara etimologis dalam bahasa Bali, kata "Toya" terdiri atas dua suku kata, "To" dan "Ya", yang artinya "itu dia".

"Kondisi psikis si pasien harus distabilkan lebih dulu lewat yoga. Yoga jangan diartikan sesuatu yang ribet. Yoga itu adalah memfokuskan diri terhadap suatu hal," ujarnya.

Di Bali, banyak jenis yoga yang tidak disadari seperti menari, makidung, dan nabuh. "Jadi dalam konteks ini, si pasien harus fokus dan yakin toya akan menyembuhkannya," ujarnya.

Salah satu keajaiban toya, lanjut dia, mampu menyadarkan orang yang sedang kesurupan. Contoh lainnya, bayi yang tidur pulas tiba-tiba terjatuh dari ranjang yang cukup tinggi namun tubuhnya tidak mengalami keseleo. Hal itu membuktikan keseimbangan air dalam tubuhnya saat tertidur.

Narasumber lainnya dari Universitas Udayana Dr Drs IB Jelantik Sutanegara Pidada, MHum mengungkap tentang 'ajah-ajahan' leluhur Bali yang termuat dalam berbagai lontar tentang gering atau wabah.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021