Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengapresiasi kegiatan penelitian yang dilakukan Universitas Warmadewa Denpasar, yang nantinya dijadikan dasar penyusunan buku, purana dan prasasti tentang keberadaan Pura Dasar Bhuana Gelgel di Kabupaten Klungkung.

"Penelitian ini sangat bermanfaat karena nantinya akan dihasilkan dokumen penting berupa buku, purana dan prasasti yang akan menjadi pedoman dan memberi informasi bagi generasi berikutnya," kata Wagub Bali saat menghadiri FGD hasil penelitian tersebut di Wantilan Pura Dasar Bhuana Gelgel, Semarapura, Klungkung, Sabtu.

Kegiatan penelitian yang dilakukan salah satu perguruan tinggi swasta di Provinsi Bali itu dipimpin arkeolog Dr Anak Agung Gede Raka MSi.

Baca juga: Gubernur Bali luncurkan Pergub Pelindungan Pura, Pratima dan Simbol Keagamaan

Menurut dia, keberadaan Pura Dasar Bhuana memiliki makna yang sangat penting dan strategis bagi umat Hindu di Pulau Dewata. Keberadaan "pelinggih" atau bangunan suci di areal Pura Dasar Bhuana mencerminkan konsep penyatuan warga Bali.

"Ada pelinggih untuk sameton Brahmana, Satria, Pande dan Pasek. Sangat lengkap, ini konsep yang luar biasa yang diwariskan leluhur kita," ujar pria yang juga guru besar ISI Denpasar itu.

Selain keberadaan pelinggih yang mencerminkan penyatuan umat, secara geografis pura ini juga berlokasi di sentral Pulau Bali.

"Ida Lelangit memilih Gelgel sebagai lokasi pura pastinya berdasarkan pertimbangan khusus. Kenapa bukan di Tabanan, Jembrana, Bangli atau wilayah lain? Karena kalau kita analisa dan tarik garis lurus, Gelgel ini posisinya di tengah-tengah Pulau Bali," ucap pria yang biasa disapa Cok Ace itu.

Cok Ace menambahkan, pura tersebut sebagai cerminan Hyang Panca Dewata, menyatukan lima penjuru mata angin.

Selain itu, Penglingsir Puri Ubud ini mengatakan posisi Gelgel sebagai sentral Pulau Bali juga menjadi pertimbangan pemerintah provinsi setempat dalam menentukan lokasi pembangunan Pusat Kebudayaan Bali.

"Pelan-pelan kita tata agar keberadaan tempat bersejarah ini dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar khususnya dan krama Bali umumnya," ujarnya.

Baca juga: Enam pura di Kabupaten Tabanan ditetapkan jadi Cagar Budaya

Sementara itu, Ketua Paiketan Puri Puri Sejebag Bali (P3SB) Ida Dalem Semara Putra berpandangan penyusunan purana merupakan hal yang sangat penting karena dapat memberi gambaran tentang keberadaan sebuah pura.

Ida Dalem Semara Putra berharap hasil penelitian yang dilakukan Tim Peneliti Unwar bisa menjadi pedoman bagi mereka yang ingin mengetahui tentang Pura Dasar Bhuana Gelgel.

Sementara itu, Prof I Made Suwitra selaku pemandu dalam acara FGD menyampaikan penelitian ini merupakan implementasi hibah dari Universitas Warmadewa. Penelitian dilaksanakan selama tiga tahun yang dibagi dalam tiga tahapan.

"Tahun pertama kita target menghasilkan sebuah laporan atau buku, tahun kedua purana dan tahun ketiga berupa prasasti," ucapnya.

FGD yang dilaksanakan kali ini bertujuan menghimpun masukan untuk menyempurnakan hasil penelitian sebelum nantinya dicetak menjadi buku.

Sedangkan arkeolog Universitas Warmadewa Anak Agung Gede Raka yang berhalangan hadir secara langsung, memaparkan secara singkat hasil penelitiannya tentang keberadaan Pura Dasar Bhuana Gelgel secara virtual.

Berbagai masukan yang diberikan melalui FGD sudah ia catat untuk dijadikan dasar penyempurnaan dalam penyusunan buku, purana dan prasasti. Kegiatan FGD diawali dengan persembahyangan di Pura Dasar Bhuana Gelgel.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021