Kuta (Antara Bali) - Uni Eropa menargetkan peningkatan nilai investasi di bidang otomotif hingga dua kali lipat melalui perjanjian kerja sama ekonomi komperehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA) dengan Indonesia.
    
"Kalau poin-poin kerja sama sudah terpenuhi, kami targetkan nilai investasi Uni Eropa di Indonesia bisa naik dua kali lipat," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN, Julian Wilson, di Kuta, Senin.
   
Ia mengemukakan bahwa pada 2010-2011 nilai investasi industri otomotif Uni Eropa di Indonesia mencapai 300 juta dolar AS. "Namun, pangsa pasar Uni Eropa termasuk kecil di Indonesia. Negara-negara Uni Eropa masih ada kecenderungan untuk memilih negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand yang iklim investasinya dianggap lebih kondusif," kata Wilson dalam Dialog Bisnis Uni Eropa-Indonesia (EIBD) yang membahas tentang isu otomotif itu.
    
Ia menganggap, regulasi investasi di Indonesia lebih rumit dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Di negara-negara ASEAN, lanjut dia, kalangan industri Uni Eropa bisa memiliki saham hingga 100 persen, sedangkan di Indonesia maksimal 49 persen.
    
"Dengan komposisi kepemilikan saham yang hanya 49 persen dengan kewajiban transfer teknologi, tidak ada artinya bagi kami. Sama halnya dengan memberikan hadiah kepada seseorang," katanya didampingi Jacob Friis Sorensen selaku Ketua EuroCharm semacam Kadin di Uni Eropa.
    
Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Kerja Sama Internasional Kementerian Industri, Agus Tjahajana, menganggap dalam beberapa tahun terakhir ini saja Uni Eropa memandang penting pasar otomotif Indonesia.
   
"Konsentrasi Eropa dulu lebih banyak ke China. Karena Indonesia tidak dianggap penting oleh Eropa, maka masuklah Jepang. Ternyata industri otomotif Jepang di Indonesia tumbuh pesat. Sekarang Uni Eropa memandang Indonesia seperti gadis cantik," katanya.(M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012