Kintamani (Antara Bali) - Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji mengatakan kebutuhan listrik di Indonesia meningkat dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi, sehingga perlu pasokan yang memadai guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Oleh karena itu, infrastruktur kelistrikan sangat penting guna memenuhi kebutuhan listrik dalam upaya memperluas lapangan kerja," kata Dirut Nur Pamudji di Kintamani, Bangli, Sabtu.
Ketika mendampingi kunjungan kerja Menteri Energi Sumber Daya Mineral Jero Wacik di Bali, ia mengatakan penyediaan energi listrik dalam jumlah yang memadai menjadi salah satu tantangan, sekaligus tugas berat pemerintah dalam membangun infrastruktur kelistrikan.
Kendalanya, menurut dia, menyangkut pembangunan pembangkit sekaligus transmisi yang memerlukan investasi besar, disamping penggunaan teknologi canggih.
Nur Pamudji menambahkan kendala lain yang dihadapi dalam menyediakan fasilitas kelistrikan menyangkut karakteristik geografis Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dengan penyebaran penduduk yang tidak merata.
Pada sisi lain, kata dia, daerah penghasil energi primer yang meliputi batubara, gas dan minyak berada di luar Pulau Jawa, sementara pusat beban pemakaian listrik terpusat di Pulau Jawa.
"Semua itu menyebabkan biaya penyediaan tenaga listrik di Indonesia menjadi mahal, sementara tarif listrik masih mengacu pada ketetapan pemerintah tahun 2011, dengan selisih antara harga jual dan produksi sekitar Rp500 per kWh," katanya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Oleh karena itu, infrastruktur kelistrikan sangat penting guna memenuhi kebutuhan listrik dalam upaya memperluas lapangan kerja," kata Dirut Nur Pamudji di Kintamani, Bangli, Sabtu.
Ketika mendampingi kunjungan kerja Menteri Energi Sumber Daya Mineral Jero Wacik di Bali, ia mengatakan penyediaan energi listrik dalam jumlah yang memadai menjadi salah satu tantangan, sekaligus tugas berat pemerintah dalam membangun infrastruktur kelistrikan.
Kendalanya, menurut dia, menyangkut pembangunan pembangkit sekaligus transmisi yang memerlukan investasi besar, disamping penggunaan teknologi canggih.
Nur Pamudji menambahkan kendala lain yang dihadapi dalam menyediakan fasilitas kelistrikan menyangkut karakteristik geografis Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dengan penyebaran penduduk yang tidak merata.
Pada sisi lain, kata dia, daerah penghasil energi primer yang meliputi batubara, gas dan minyak berada di luar Pulau Jawa, sementara pusat beban pemakaian listrik terpusat di Pulau Jawa.
"Semua itu menyebabkan biaya penyediaan tenaga listrik di Indonesia menjadi mahal, sementara tarif listrik masih mengacu pada ketetapan pemerintah tahun 2011, dengan selisih antara harga jual dan produksi sekitar Rp500 per kWh," katanya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012