PT Jasa Raharja Cabang Bali menginventarisasi salah satu korban insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta-Pontianak asal Bali dengan bertandang langsung ke rumah keluarga korban di Kota Denpasar.
"Tujuan kami adalah untuk menelusuri kebenaran tentang informasi ada-tidaknya yang berasal dari Bali, itu yang kami lakukan. Pendataan ini dilakukan sesuai arahan Direktur Utama kami," kata Kepala Bagian Operasional PT Jasa Raharja Cabang Bali Lalu Saripudin di Denpasar, Minggu.
Baca juga: Jasa Raharja Bali santuni ahli waris pedagang bakso keliling
Pihaknya telah bertandang langsung ke kediaman Mia Tresetyani (korban jatuhnya Sriwijaya Air yang juga merupakan salah satu awak pesawat) yang beralamat di Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Kota Denpasar.
Petugas Jasa Raharja Bali saat berkunjung ke kediaman Mia, ditemui Zet Wadu (ayah) dan Ardi (kakak) dari Mia Tresetyani.
Sementara itu, Kepala Sub Bagian Sumbangan Wajib dan Humas PT Jasa Raharja Cabang Bali Syaiful Anwar membenarkan soal langkah penelusuran terhadap rumah salah seorang korban insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.
"Ya benar, kami telah mendatangi rumah dari salah seorang awak kabin dari Sriwijaya Air SJ-182 yang kemarin dinyatakan jatuh di sekitaran Kepulauan Seribu," katanya.
Baca juga: Jasa Raharja Bali serahkan santunan ke ahli waris korban kecelakaan
Bila dilihat dari akun facebooknya, ujar, Syaiful, Mia merupakan alumni SMA Negeri 6 Denpasar dan SMP Negeri 9 Denpasar.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 yang hilang kontak itu take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 tersebut membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.
Baca juga: Jasa Raharja Bali: fatalitas kecelakaan tetap tinggi saat pandemi
Dari jumlah penumpang itu, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Tujuan kami adalah untuk menelusuri kebenaran tentang informasi ada-tidaknya yang berasal dari Bali, itu yang kami lakukan. Pendataan ini dilakukan sesuai arahan Direktur Utama kami," kata Kepala Bagian Operasional PT Jasa Raharja Cabang Bali Lalu Saripudin di Denpasar, Minggu.
Baca juga: Jasa Raharja Bali santuni ahli waris pedagang bakso keliling
Pihaknya telah bertandang langsung ke kediaman Mia Tresetyani (korban jatuhnya Sriwijaya Air yang juga merupakan salah satu awak pesawat) yang beralamat di Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Kota Denpasar.
Petugas Jasa Raharja Bali saat berkunjung ke kediaman Mia, ditemui Zet Wadu (ayah) dan Ardi (kakak) dari Mia Tresetyani.
Sementara itu, Kepala Sub Bagian Sumbangan Wajib dan Humas PT Jasa Raharja Cabang Bali Syaiful Anwar membenarkan soal langkah penelusuran terhadap rumah salah seorang korban insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.
"Ya benar, kami telah mendatangi rumah dari salah seorang awak kabin dari Sriwijaya Air SJ-182 yang kemarin dinyatakan jatuh di sekitaran Kepulauan Seribu," katanya.
Baca juga: Jasa Raharja Bali serahkan santunan ke ahli waris korban kecelakaan
Bila dilihat dari akun facebooknya, ujar, Syaiful, Mia merupakan alumni SMA Negeri 6 Denpasar dan SMP Negeri 9 Denpasar.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 yang hilang kontak itu take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 tersebut membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.
Baca juga: Jasa Raharja Bali: fatalitas kecelakaan tetap tinggi saat pandemi
Dari jumlah penumpang itu, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021