Sejumlah masjid di Beijing ditutup lagi per 1 Januari 2021 sebagai tindakan pencegahan dan pengendalian gelombang baru kasus COVID-19 di Ibu Kota China itu.
Pewarta ANTARA dan beberapa jamaah shalat Jumat (1/1) dari kalangan warga asing sempat kecele begitu tiba di Masjid Dongzhimen Wai pada pukul 13.15 waktu setempat (12.15 WIB).
"Kemana lagi kita mesti cari masjid?" tanya seorang warga negara Pakistan kepada temannya begitu membaca pengumuman bertuliskan karakter China yang ditempel di pintu masjid di seberang pusat transportasi terpadu Dongzhimen itu.
Penutupan terkesan mendadak dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya sehingga banyak jamaah shalat Jumat yang telanjur mendatangi beberapa masjid.
Bahkan Riono Utomo, warga negara Indonesia yang sudah 25 tahun tinggal di Beijing sampai berkeliling di Distrik Chaoyang untuk mencari masjid yang menggelar shalat Jumat.
"Begitu sampai ke Masjid Yangzha ternyata tutup. Padahal saya berangkat lebih awal," ujar staf Kedutaan Besar RI di Beijing itu.
Lalu dia bergegas menuju Masjid Changying dengan mengayuh sepeda disambung naik kereta bawah tanah dan bus kota dari Masjid Yangzha.
"Di Masjid Changying, ternyata tutup juga," tuturnya terengah-engah saat dikontak ANTARA.
Baca juga: Mutasi corona baru belum ditemukan di China
Penutupan itu erat kaitannya dengan tindakan anti-epidemi setelah di Beijing tercatat 104 kasus baru pada warga lokal selama Desember 2020 atau meningkat 76,3 persen dibandingkan pada bulan November.
Sebelumnya masjid di seluruh daratan China tutup pada 24 Januari 2020. Masjid-masjid di China kembali dibuka pada Agustus 2020.
Hingga Sabtu pagi China mendapatkan 14 kasus impor baru sehingga totalnya menjadi 4.287 kasus.
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) menyebutkan kasus impor baru itu ditemukan di Shanghai sebanyak empat kasus, Tianjin (3), Guangdong (3), Liaoning (1), Fujian (1), Shandong (1), dan Shaanxi (1).
Sebanyak 4.015 kasus impor telah sembuh dan meninggalkan rumah sakit, sedangkan sisanya masih dirawat.
Sampai saat ini pula belum ada kasus impor COVID-19 di China yang berakhir dengan kematian.
Baca juga: China kembali tutup pintu, apa dampaknya bagi Indonesia
Sebelumnya Wakil Sekretaris Jenderal Pemerintah Kota Beijing Chen Bei mengingatkan masyarakatnya untuk tidak berlibur Tahun Baru 2021 ke luar kota.
Gedung bioskop, perpustakaan, museum, dan tempat hiburan hanya diizinkan beroperasi dengan tingkat keterisian 75 persen.
Kawasan internasional Sanlitun masih dipadati pengunjung pada malam pergantian tahun dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Pewarta ANTARA dan beberapa jamaah shalat Jumat (1/1) dari kalangan warga asing sempat kecele begitu tiba di Masjid Dongzhimen Wai pada pukul 13.15 waktu setempat (12.15 WIB).
"Kemana lagi kita mesti cari masjid?" tanya seorang warga negara Pakistan kepada temannya begitu membaca pengumuman bertuliskan karakter China yang ditempel di pintu masjid di seberang pusat transportasi terpadu Dongzhimen itu.
Penutupan terkesan mendadak dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya sehingga banyak jamaah shalat Jumat yang telanjur mendatangi beberapa masjid.
Bahkan Riono Utomo, warga negara Indonesia yang sudah 25 tahun tinggal di Beijing sampai berkeliling di Distrik Chaoyang untuk mencari masjid yang menggelar shalat Jumat.
"Begitu sampai ke Masjid Yangzha ternyata tutup. Padahal saya berangkat lebih awal," ujar staf Kedutaan Besar RI di Beijing itu.
Lalu dia bergegas menuju Masjid Changying dengan mengayuh sepeda disambung naik kereta bawah tanah dan bus kota dari Masjid Yangzha.
"Di Masjid Changying, ternyata tutup juga," tuturnya terengah-engah saat dikontak ANTARA.
Baca juga: Mutasi corona baru belum ditemukan di China
Penutupan itu erat kaitannya dengan tindakan anti-epidemi setelah di Beijing tercatat 104 kasus baru pada warga lokal selama Desember 2020 atau meningkat 76,3 persen dibandingkan pada bulan November.
Sebelumnya masjid di seluruh daratan China tutup pada 24 Januari 2020. Masjid-masjid di China kembali dibuka pada Agustus 2020.
Hingga Sabtu pagi China mendapatkan 14 kasus impor baru sehingga totalnya menjadi 4.287 kasus.
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) menyebutkan kasus impor baru itu ditemukan di Shanghai sebanyak empat kasus, Tianjin (3), Guangdong (3), Liaoning (1), Fujian (1), Shandong (1), dan Shaanxi (1).
Sebanyak 4.015 kasus impor telah sembuh dan meninggalkan rumah sakit, sedangkan sisanya masih dirawat.
Sampai saat ini pula belum ada kasus impor COVID-19 di China yang berakhir dengan kematian.
Baca juga: China kembali tutup pintu, apa dampaknya bagi Indonesia
Sebelumnya Wakil Sekretaris Jenderal Pemerintah Kota Beijing Chen Bei mengingatkan masyarakatnya untuk tidak berlibur Tahun Baru 2021 ke luar kota.
Gedung bioskop, perpustakaan, museum, dan tempat hiburan hanya diizinkan beroperasi dengan tingkat keterisian 75 persen.
Kawasan internasional Sanlitun masih dipadati pengunjung pada malam pergantian tahun dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021