PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank),  pertama dan satu-satunya bank yang fokus pada pengembangan produk digital di Indonesia, menegaskan komitmen untuk terus menjangkau masyarakat yang belum tersentuh institusi keuangan formal (unbanked people) melalui layanan berbasis digital "Tunaiku".

Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian dalam siaran pers di terima, Minggu, mengatakan "Tunaiku" dirancang untuk melayani dan menjangkau masyarakat yang belum atau kurang terlayani layanan perbankan, terutama di daerah-daerah yang sulit mendapatkan layanan keuangan formal dan konvensional, asalkan memiliki jaringan internet yang memadai.

Dengan keistimewaan tersebut, layanan keuangan digital "Tunaiku" telah menerobos hingga ke seluruh Tanah Air, terutama di daerah-daerah di luar Pulau Jawa, antara lain Medan, Pekanbaru, Palembang, Denpasar, dan Makassar.

"Kami memahami bahwa masih ada gap antara masyarakat yang sudah mendapat layanan keuangan formal dan yang belum menikmati layanan tersebut, terutama daerah-daerah di luar Pulau Jawa. Melalui "Tunaiku", kami ingin memastikan bahwa masyarakat mendapatkan layanan keuangan formal yang terpercaya, terjamin, dan tentu saja berkontribusi terhadap peningkatan taraf kehidupan mereka," kata dia.

Sejauh ini, layanan keuangan digital "Tunaiku" telah membantu ragam kebutuhan masyarakat di luar Pulau Jawa, antara lain untuk modal usaha sebesar 22,49 persen, renovasi rumah sebanyak 31,39 persen, dan biaya pendidikan sebesar 11,59 persen.

Persentase profil nasabah perempuan mencapai hingga 54,71persen dan laki-laki hingga 45,39 persen. Sedangkan di Palembang menjadi kota diluar Jawa dengan profil wirausahawan terbanyak.

Aplikasi "Tunaiku" telah diunduh oleh sekitar 4.9 juta pengguna sejak pertama kali diluncurkan tahun 2014 dan telah memberikan manfaat kepada hampir 400 ribu masyarakat di Indonesia, dengan total pembiayaan yang telah tersalurkan mencapai Rp4,7 triliun.

Dharmawan, seorang pengusaha yang menjalankan bisnis kain Jumputan mengatakan bahwa "Tunaiku" memberikan transformasi yang besar dalam hidupnya.

"Setelah menggunakan 'Tunaiku', saya merasa sangat terbantu karena tidak perlu khawatir lagi terhambat melakukan pembayaran kepada supplier, karena mendapat dana pinjaman dari Tunaiku dan bisa dicicil bulanan," katanya.

Sejalan dengan peran inklusi keuangan tersebut, Amar Bank juga konsisten menjalankan berbagai kegiatan literasi keuangan bagi masyarakat. Inisiatif edukasi itu di antaranya melalui swara.tunaiku.com, portal edukasi, inspirasi, dan kreasi finansial yang dapat diakses dengan mudah kapan saja dan dimana saja melalui smartphone.

Jumlah pengunjung swara sudah mencapai 8,6 juta dengan jumlah artikel yang memberikan konten edukasi keuangan lebih dari 6,000 tulisan. Dengan rata-rata 8 ribu pengunjung setiap hari mengakses konten-konten keuangan sehari-hari, tips-tips (kiat) menjadi "entrepreneur", serta topik-topik yang relevan dengan karir dan gaya hidup.

Di pihak lain, indeks inklusi keuangan Indonesia saat ini masih di kisaran 76 persen dari total 267 juta penduduk. Sekitar 35,5 persen penduduk masih menggunakan layanan keuangan informal. Berdasarkan hasil riset yang bertajuk Fulfilling its Promise -The Future of Southeast Asia’s Digital Financial Services, sebanyak 92 juta jiwa penduduk dewasa di Indonesia belumtersentuh layanan finansial atau perbankan.

"Ke depannya, kami akan memanfaatkan produk inovasi terbaru Senyumku, aplikasi perbankan berbasis AI (Artificial Intelligence) dari Amar Bank, yang diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih optimal bagi masyarakat. Dengan teknologi cerdas tersebut, kami ingin memberdayakan masyarakat untuk mengelola keuangan dan membangun kebiasaan menabung dengan moto 'menabung dahulu, belanja kemudian atau save first spend later'," ucap Vishal Tulsian.

Dikatakan, teknologi yang mengadopsi big data dan AI ini bakal menyederhanakan proses layanan keuangan, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan mekanisme yang prudent, sehingga dapat melayani lebih banyak lagi masyarakat dan merubah hidup mereka jadi lebih baik.

 

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020