Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyatakan nilai ekspor pertanian selama pandemi COVID-19 periode Januari hingga Oktober 2020 senilai Rp359,5 triliun, naik sebesar 11,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
"Sub sektor perkebunan menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar Rp326,86 triliun atau 90,92 persen," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo di Tangerang, Banten, Kamis.
Mentan mengatakan masalah tersebut pada acara puncak Hari Perkebunan ke-63 yang digelar di Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Menurut dia, nilai ekspor komoditi pertanian tersebut berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dengan tujuan ke China, India, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa.
Adapun ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada Januari-Oktober paling besar disumbang oleh komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi.
Sedangkan komoditi pertanian yang diekspor tersebut berupa kepala sawit, karet, kopi, kelapa dan kakao (coklat).
Dia menambahkan sub sektor perkebunan mampu memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan pendapatan negara, karena perkebunan harus menjadi perhatian bersama.
"Peringatan Hari Perkebunan harusnya mampu menjadi pemacu semangat dan motivasi dalam mengambil peranan untuk pemulihan ekonomi nasional," kata mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu.
Demikian pula peringatan ini juga diharapkan bisa menjadi momentum bersama untuk menyusun strategi pengoptimalan ekspor komoditi kebun era revolusi industri 4.0.
Dia mengatakan peluang ekspor komoditi perkebunan sebagai salah satu sumber devisa negara masih terus meningkat meskipun di tengah pandemi COVID-19.
Mentan menambahkan sub sektor perkebunan perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, termasuk BUMN dan pihak swasta, sehingga diharapkan nantinya terbangun korporasi petani.
Bahkan petani dan pekebun harus berada dan menjadi mitra swasta dan BUMN, sehingga terangkat pendapatan dan untuk kesejahteraan mereka.
Pihak Kementan terus berupaya dalam pengembangan aneka komoditas strategis perkebunan dalam kerangka program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing Perkebunan (Grasida).
Pada kesempatan itu, pihak Kementan juga memberikan penghargaan kepada para gubernur dan bupati yang berhasil mengembangkan sektor pertanian untuk tujuan ekspor seperti Gubernur Jabar, Jateng, Sulut, Sumsel, Jambi dan Sumut.
Sedangkan bupati yang mendapatkan penghargaan yakni Bupati Musi Banyu Asin (Muba), Bupati Bandung Barat dan Bupati Cianjur.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Sub sektor perkebunan menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar Rp326,86 triliun atau 90,92 persen," kata Mentan Syahrul Yasin Limpo di Tangerang, Banten, Kamis.
Mentan mengatakan masalah tersebut pada acara puncak Hari Perkebunan ke-63 yang digelar di Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Menurut dia, nilai ekspor komoditi pertanian tersebut berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dengan tujuan ke China, India, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa.
Adapun ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada Januari-Oktober paling besar disumbang oleh komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi.
Sedangkan komoditi pertanian yang diekspor tersebut berupa kepala sawit, karet, kopi, kelapa dan kakao (coklat).
Dia menambahkan sub sektor perkebunan mampu memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan pendapatan negara, karena perkebunan harus menjadi perhatian bersama.
"Peringatan Hari Perkebunan harusnya mampu menjadi pemacu semangat dan motivasi dalam mengambil peranan untuk pemulihan ekonomi nasional," kata mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu.
Demikian pula peringatan ini juga diharapkan bisa menjadi momentum bersama untuk menyusun strategi pengoptimalan ekspor komoditi kebun era revolusi industri 4.0.
Dia mengatakan peluang ekspor komoditi perkebunan sebagai salah satu sumber devisa negara masih terus meningkat meskipun di tengah pandemi COVID-19.
Mentan menambahkan sub sektor perkebunan perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, termasuk BUMN dan pihak swasta, sehingga diharapkan nantinya terbangun korporasi petani.
Bahkan petani dan pekebun harus berada dan menjadi mitra swasta dan BUMN, sehingga terangkat pendapatan dan untuk kesejahteraan mereka.
Pihak Kementan terus berupaya dalam pengembangan aneka komoditas strategis perkebunan dalam kerangka program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing Perkebunan (Grasida).
Pada kesempatan itu, pihak Kementan juga memberikan penghargaan kepada para gubernur dan bupati yang berhasil mengembangkan sektor pertanian untuk tujuan ekspor seperti Gubernur Jabar, Jateng, Sulut, Sumsel, Jambi dan Sumut.
Sedangkan bupati yang mendapatkan penghargaan yakni Bupati Musi Banyu Asin (Muba), Bupati Bandung Barat dan Bupati Cianjur.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020